-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Jabatan Bisa Berganti, Tapi Sikapmu Akan Dikenang Selamanya

Minggu, 09 November 2025 | 19.49 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-09T12:49:14Z


Dalam kehidupan profesional, banyak dari kita terlalu sibuk mengejar posisi, jabatan, atau gelar di tempat kerja. Kita berlomba-lomba untuk naik pangkat, mendapatkan pengakuan, dan membangun reputasi di mata atasan. Namun, ada satu hal yang sering kita lupakan — bahwa semua itu bersifat sementara.

Seperti yang tertulis dalam kutipan berikut:

“Posisimu di tempat kerja bersifat sementara. Jabatan ataupun gelarmu terbatas, namun caramu memperlakukan orang lain akan selalu diingat.”

Kalimat sederhana ini menyimpan makna yang begitu dalam. Ia mengingatkan kita bahwa kekuasaan dan jabatan hanyalah titipan waktu. Hari ini mungkin kita seorang manajer, besok bisa jadi staf biasa. Hari ini kita dipuji, esok bisa saja dilupakan. Namun, satu hal yang akan terus melekat adalah bagaimana kita memperlakukan orang lain selama perjalanan itu.

Makna di Balik Jabatan

Jabatan seharusnya bukan alat untuk menunjukkan kekuasaan, melainkan sarana untuk memberi manfaat. Ketika seseorang mendapat kepercayaan memimpin, ia diberi kesempatan untuk menunjukkan nilai kemanusiaannya bukan sekadar kemampuannya.

Seorang pemimpin sejati tidak diukur dari seberapa tinggi posisinya, tetapi dari bagaimana ia memperlakukan orang-orang di sekitarnya, terutama yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Pemimpin yang bijak memahami bahwa keberhasilan tim bukan karena dirinya semata, melainkan hasil kerja sama, saling menghormati, dan kepercayaan. Sebaliknya, mereka yang memandang jabatan sebagai kekuasaan sering lupa bahwa kursi itu tidak akan selamanya menjadi miliknya.

Warisan Terbesar di Tempat Kerja

Warisan terbesar seorang karyawan, bukanlah penghargaan di dinding atau bonus besar di rekening. Warisan terbesar adalah kenangan baik yang ia tinggalkan di hati orang lain.

Bagaimana rekan kerja mengingatmu setelah kamu tidak lagi berada di sana, apakah dengan senyum hangat karena kebaikanmu, atau dengan rasa lega karena kepergianmu?

Itulah ukuran sesungguhnya dari nilai seseorang di tempat kerja. Kita mungkin lupa tanggal kenaikan jabatan, tapi kita tidak akan pernah lupa seseorang yang dulu menolong ketika kita terjatuh. Kita mungkin lupa siapa yang pernah jadi atasan, tapi kita selalu ingat siapa yang pernah menghargai dan mendengarkan pendapat kita.

Sikap Lebih Abadi dari Status

Sikap baik tak membutuhkan jabatan tinggi. Tersenyum pada satpam, berterima kasih pada office boy, menyapa rekan kerja dengan tulus, hal-hal kecil seperti itu mungkin tampak sepele, tetapi dampaknya luar biasa. Di dunia kerja yang penuh tekanan, sikap manusiawi seperti itu menjadi oase yang menyegarkan.

Ketika kita menghargai orang lain, kita sedang menanam benih kebaikan yang akan berbuah dalam waktu panjang. Dan percayalah, suatu hari nanti, ketika jabatan dan posisi sudah berganti, kenangan tentang kebaikan itulah yang akan terus hidup.

Penutup: Jangan Lupa Jadi Manusia

Karier itu penting, tapi kemanusiaan jauh lebih penting. Jabatan bisa diperoleh, diganti, atau diambil kapan saja. Tapi integritas, empati, dan kebaikan, itulah hal-hal yang tak bisa dicuri oleh waktu.

Maka, di tengah kesibukan mengejar target dan ambisi, jangan pernah lupa untuk tetap jadi manusia yang menghormati manusia lain. Karena pada akhirnya, bukan jabatanmu yang akan diingat, melainkan caramu memperlakukan orang lain.
×
Berita Terbaru Update