Kohkol adalah sebutan oleh suku Sunda untuk Kentungan, apakah memang betul sebuah kentungan bisa dimainkan menjadi alat musik? memang aneh terdengarnya namun seperti yang kita tahu pada umat muslim, jika anda ingin bangun sahur pada bulan ramadhan, biasanya akan ada orang berkeliling memainkan kentongan bersama-sama. Kohkol-pun memiliki kegunaan yang sama, di daerah asalnya Kohkol bisa digunakan sebagai alat memanggil warga desa, mengingatkan bahaya (seperti adanya maling) dan juga seperti yang disindir diatas, sebagai alat musik perkusi. Dalam buku berjudul :
Khazanah seni pertunjukkan Jawa Barat
yang ditulis oleh Enoch Atmadibrata, Nang Hendi K. Danumiharja, Yuli Sunarya juga dijelaskan bagaimana jadinya Kohkol bisa menjadi alat musik tradisional. Tumbuh dan berkembangnya Kohkol (kentungan) adalah alat bunyi yang selalu ada di setiap mesjid dan langgar (surau). Fungsi alat bunyi tersebut adalah sebagai alat komunikasi untuk memberitahukan kepada masyarakat, khususnya para muslim (penganut agama Isalam) tentang waktu sholat wajib (subuh, dluhur, ashar, magrib, dan isya).
Selain itu, juga untuk memberitahu saatnya sholat Jumat. Bunyi kohkol yang bertepatan dengan saatnya sholat subuh disebut “bedug subuh”; bertepatan dengan saatnya sholat dluhur disebut “bedug lohor”; bertepatan dengan saatnya sholat ashar disebut “bedug ashar”. Kemudian, yang bertepatan dengan saatnya sholat magrib disebut “bedug magrig”. Dan, isya disebut “bedug isya”.
Sumber: https://budayajawa.id/alat-musik-tradisional-kohkol-kentungan-sunda/