-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Viral! Video Tes Kehamilan di Cianjur, PBNU: Itu Bentuk Diskriminasi!

Selasa, 28 Januari 2025 | 23.44 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-29T16:48:34Z

 


Baru-baru ini, media sosial diramaikan dengan rekaman yang menunjukkan para siswi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Sulthan Baruna, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sedang mengantre di toilet sekolah untuk menjalani tes kehamilan. Praktik ini menuai berbagai tanggapan dari berbagai pihak, termasuk dari Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kestra), Alissa Qotrunnada Wahid.


Alissa Wahid menilai bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk diskriminasi terhadap perempuan.


"Itu diskriminasi terhadap perempuan, walaupun niatnya baik ya. Tapi tes kehamilan itu kan sesuatu yang sangat privat, mengandung unsur kesakitan, dan kekerasan," ujarnya, seperti dikutip dari NU Online (26/1/2025).


Ia menambahkan bahwa langkah tersebut mencerminkan ketidakpercayaan pihak sekolah terhadap para siswinya, yang dapat menciptakan iklim negatif di lingkungan pendidikan.


"Berarti pihak sekolah itu tidak percaya sama sekali kepada murid-muridnya, ketidakpercayaan itu sendiri sudah membawa iklim sangat tidak baik di sekolah," katanya.


Alissa menekankan pentingnya membangun kepercayaan kepada anak-anak agar mereka dapat tumbuh dan mengambil keputusan dengan baik.


"Anak-anak kita perlu tumbuh dalam kondisi yang dipercaya, karena kalau dia (anak) dipercaya, dia (anak) bisa mengambil keputusan dengan baik," ujarnya.


Ia juga menegaskan bahwa tes kehamilan, keperawanan, maupun keperjakaan adalah hal yang sangat privat dan tidak seharusnya dilakukan.


"Tidak boleh tes keperjakaan, tes keperawanan, tes kehamilan. Itu hal yang sangat privat dan tidak selayaknya dilakukan seperti itu," tegas Alissa.


Sebagai solusi, Alissa menyarankan agar pihak sekolah memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan seks kepada para siswa untuk membantu mereka melindungi diri.


 "Kalau pihak sekolah ingin agar anak-anak ini menjaga dirinya, bantu mereka untuk menjaga dirinya, bukan dengan melakukan tes-tes kehamilan atau tes keperawanan," pungkasnya.


Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak SMA Sulthan Baruna terkait pelaksanaan tes kehamilan tersebut. Kasus ini menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih edukatif dan menghormati privasi dalam upaya menjaga kesehatan dan moralitas siswa di lingkungan sekolah.



×
Berita Terbaru Update