-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Banjir Bandang di Palabuhanratu: Ibu dan Anak Tewas, Suami Bohong Dikecam Warga

Sabtu, 08 Maret 2025 | 10.06 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-08T03:06:28Z


Tragedi memilukan terjadi di Kampung Gumelar RT 04/22, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Kamis (6/3/2025) malam. Banjir bandang akibat luapan Sungai Cipalabuan menghancurkan rumah kontrakan yang dihuni Eneng Santi (40) dan putrinya, Siti Nurul Awalia (3). Keduanya terseret arus deras dan ditemukan tewas keesokan harinya.

Peristiwa ini menyisakan duka mendalam bagi warga sekitar. Namun, lebih dari sekadar bencana alam, tragedi ini juga diwarnai kemarahan warga terhadap suami korban, Aang Encis (42), yang dianggap tidak peduli bahkan berbohong mengenai keberadaan keluarganya.

Detik-Detik Bencana

Hujan deras yang mengguyur wilayah Palabuhanratu sejak sore menyebabkan debit air Sungai Cipalabuan meningkat drastis. Sekitar pukul 21.00 WIB, air mulai menggenangi pemukiman warga. Beberapa tetangga, termasuk Andi Deni Andriansyah, sempat memperingatkan Eneng Santi agar segera mengungsi.

"Air masih setinggi lutut waktu kami minta dia keluar. Tapi dia menolak dan malah mengunci pintu rumah," ujar Andi.

Tak berselang lama, arus sungai semakin deras dan ketinggian air naik hingga mencapai dada orang dewasa. Saat itu, Eneng Santi mulai panik dan meminta tolong.

"Dia sudah berteriak minta bantuan, tapi situasinya sangat genting. Kami juga harus menyelamatkan diri," lanjut Andi.

Dalam hitungan detik, derasnya arus menerjang rumah kontrakan tersebut, menyeret Eneng Santi dan putrinya. Upaya penyelamatan tak sempat dilakukan karena kondisi yang sangat berbahaya.

Pernyataan Suami yang Membingungkan

Di tengah proses pencarian oleh Tim SAR, pernyataan mengejutkan datang dari suami korban, Aang Encis. Dalam sebuah video yang beredar luas, ia mengklaim bahwa istri dan anaknya selamat dan berada di Kampung Ciganas, Desa Margalaksana.

"Saya, Haji Aang, suami Eneng Santi, menyatakan bahwa istri dan anak saya tidak terbawa arus. Mereka ada di Ciganas, alhamdulillah selamat," ucapnya dalam video berdurasi 34 detik tersebut.

Pernyataan ini sempat membuat bingung tim pencari. Namun, mereka tetap melanjutkan evakuasi hingga akhirnya menemukan jasad Eneng Santi dan Siti Nurul Awalia tertimbun material sampah tidak jauh dari lokasi kejadian.

Kemarahan Warga Memuncak

Kebohongan Aang Encis semakin menambah kemarahan warga. Ketua RW 22 Kampung Gumelar, Reza, mengungkapkan bahwa Aang beberapa kali memberikan informasi yang tidak benar terkait keberadaan keluarganya.

"Saya sendiri yang menanyakan langsung ke pasar, tapi dia bilang istrinya sudah pulang ke Cikakak. Kenyataannya mereka masih di sini dan jadi korban," kata Reza.

Saat pencarian berlangsung, Aang tetap beraktivitas seperti biasa di Pasar Palabuhanratu, tanpa menunjukkan kepedulian terhadap nasib istri dan anaknya. Sikapnya yang seolah tak peduli membuat warga semakin geram.

Ketika jasad korban ditemukan, emosi warga memuncak. Beberapa di antaranya melontarkan makian keras terhadap Aang Encis.

"Sia teu mikir! Teu nyaah ka budak, teu nyaah ka pamajikan! Dasar mentingkeun dunya!" teriak seorang warga dalam bahasa Sunda, mengutuk sikap Aang.

Polisi Bertindak Cepat

Situasi semakin memanas saat Aang Encis tiba di lokasi evakuasi. Ratusan warga yang sudah kecewa dan marah mulai bergerak mendekatinya. Untuk menghindari amukan massa, pihak kepolisian segera mengamankan Aang dan membawanya ke kantor polisi.

"Kami bawa yang bersangkutan untuk menjaga keamanan. Saat ini, fokus utama kami tetap pada penanganan korban dan bencana," ujar seorang petugas kepolisian di lokasi kejadian.


Kesedihan Mendalam bagi Warga

Jasad Eneng Santi dan Siti Nurul Awalia telah dievakuasi ke RSUD Palabuhanratu untuk proses lebih lanjut. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi warga Kampung Gumelar.

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa bencana alam bukan hanya tentang kekuatan alam itu sendiri, tetapi juga tentang pentingnya kepedulian dan solidaritas antar sesama.
×
Berita Terbaru Update