-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Dr. Boyke Tegaskan Vasektomi Bukan Dikebiri: Aman, Murah, dan Tidak Kurangi Kejantanan

Jumat, 09 Mei 2025 | 16.05 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-09T09:05:38Z
Dalam acara Hotroom bersama Hotman Paris di MetroTV, Dr. Boyke menjelaskan secara rinci apa itu vasektomi dan meluruskan berbagai mitos yang berkembang di masyarakat.

Dokter ahli seksologi Dr. Boyke Dian Nugraha menjelaskan secara gamblang tentang prosedur vasektomi dalam program Hotroom yang dipandu Hotman Paris dan ditayangkan di MetroTV pada Rabu (7/5/2025) malam. Penjelasan ini sekaligus membantah anggapan keliru yang selama ini berkembang di masyarakat, termasuk bahwa vasektomi identik dengan “dikebiri.”

“Vasektomi itu bukan dikebiri,” tegas Dr. Boyke. Ia menjelaskan, vasektomi adalah tindakan medis yang hanya melibatkan pemotongan dan pengikatan saluran penghubung bernama vas deferens, yang mengalirkan sperma dari testis. “Jadi sperma tidak bisa keluar, karena salurannya sudah diikat. Tapi cairan ejakulasi tetap ada, hanya 5 persen yang berkurang karena tanpa sperma,” ujarnya.

Dr. Boyke juga menegaskan bahwa prosedur ini tidak mengurangi kepuasan seksual maupun kejantanan pria. “Keperkasaannya tetap sama. Testosteron tetap, gairah tetap, semuanya tetap. Tidak ada yang berkurang dari kenikmatannya,” ujarnya menekankan.

Ia menyebut vasektomi sebagai bentuk tanggung jawab pria dalam program keluarga berencana. “Selama ini perempuan yang selalu menanggung beban, mulai dari hamil, melahirkan, menyusui, sampai membesarkan anak. Sekarang giliran laki-laki ikut andil,” tambahnya.

Prosedur vasektomi sendiri disebutnya sederhana dan minim risiko. “Bisa dilakukan oleh dokter umum plus. Prosesnya cepat: memotong lalu mengikat. Lalu menunggu 8 sampai 12 minggu agar sisa sperma benar-benar hilang,” jelasnya.

Dr. Boyke juga menyebut bahwa di banyak negara seperti India dan Cina, vasektomi justru populer karena laki-laki dianggap lebih peduli terhadap pasangan dan keluarganya. “Sayangnya, di Indonesia, kurang dari 1% pria yang melakukan vasektomi karena takut, termakan mitos,” ucapnya.

Menariknya, biaya vasektomi di Indonesia bisa gratis jika dilakukan di puskesmas. “Ada kok di puskesmas, gratis,” jelas Dr. Boyke saat ditanya Hotman Paris soal biaya prosedur.

Vasektomi Tak Lindungi dari Penyakit Menular Seksual

Namun, ia mengingatkan bahwa vasektomi tidak mencegah penularan penyakit kelamin. “Jangan salah kaprah, vasektomi hanya mencegah kehamilan, tapi tidak melindungi dari penyakit menular seksual,” tegasnya.

Kontroversi Bansos dan HAM

Diskusi juga menyentuh isu yang sedang hangat, yakni wacana pemberian bantuan sosial (bansos) di Jawa Barat yang disyaratkan dengan melakukan vasektomi. Pakar HAM Anies Hidayah menyoroti aspek hak asasi manusia dalam wacana tersebut.

“Vasektomi harus dilakukan secara sukarela. Kalau dijadikan syarat menerima bansos, itu bentuk pemaksaan terselubung dan melanggar HAM, karena orang tidak punya pilihan lain,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa bansos adalah hak warga negara yang tidak boleh dikaitkan dengan prosedur medis apa pun.

Rekanalisasi: Bisa Kembali?

Ahmad, salah satu narasumber lain dalam acara itu, menambahkan bahwa secara medis vasektomi memang bersifat permanen, namun ada kemungkinan untuk disambung kembali melalui prosedur rekanalisasi. “Tapi tingkat keberhasilannya rendah, sekitar 30 persen,” ujarnya.

Kesimpulan

Dr. Boyke mengajak masyarakat, khususnya kaum pria, untuk tidak takut terhadap vasektomi. “Kalau memang sudah cukup anak, kenapa tidak? Daripada istri terus yang dikorbankan,” tutupnya.

×
Berita Terbaru Update