-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Kampung Cibuntu Cianjur Tambal Jalan Pakai Kerikil

Minggu, 11 Mei 2025 | 15.52 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-13T01:54:17Z
Warga Kampung Cibuntu, Desa Ciharashas, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terus menanti hadirnya pembangunan infrastruktur yang layak. Bertahun-tahun lamanya, jalan utama yang menjadi penghubung vital antardesa di wilayah tersebut rusak parah dan tak kunjung diperbaiki, meski kepemimpinan daerah dan nasional telah silih berganti.

Kondisi jalan yang dulu sempat diaspal sekitar tahun 2010, kini sudah tak lagi menyisakan bekas aspal. Yang tersisa hanya jalan berbatu, berlubang, dan tergenang air layaknya kolam ikan ketika musim hujan datang.

“Setiap ganti presiden, gubernur, dan pejabat lainnya, kami selalu berharap ada perubahan. Minimal diaspal, kalaupun tidak seperti desa lain yang dicor beton. Tapi sampai hari ini, jalan yang penuh lubang seperti kolam ikan ini belum juga disentuh pembangunan,” keluh M Ridho (30), warga setempat, Minggu (12/4/2025).

Keluhan ini disampaikannya saat bersama warga lain secara swadaya menutup lubang-lubang besar dengan kerikil agar jalan bisa dilalui dengan lebih aman. Aktivitas ini bukan kali pertama dilakukan warga, sebagai bentuk keprihatinan sekaligus ikhtiar agar akses transportasi tetap berjalan meski dalam keterbatasan.

Swadaya dan Harapan yang Terus Disuarakan

Menurut Ridho, berbagai upaya telah dilakukan masyarakat Kampung Cibuntu untuk menyuarakan aspirasi mereka. Mulai dari menyampaikan keluhan dalam forum politik dan pemerintahan hingga menggunakan media sosial sebagai sarana menyampaikan kondisi jalan yang rusak parah.

“Ini bentuk ikhtiar kami. Hari ini kami kembali gotong royong menambal lubang dengan kerikil seadanya. Harapannya, pemerintah daerah atau provinsi bisa melihat dan mendengar suara kami. Termasuk kepada Bapak Aing, Kang Dedi Mulyadi selaku Gubernur Jawa Barat sekarang,” ujarnya.

Senada dengan Ridho, warga lainnya, Saefur (42), menyebutkan bahwa menutup lubang dengan kerikil saja merupakan perjuangan yang tak mudah. Selain perlu tenaga dan waktu, warga juga harus mengusahakan material secara mandiri.

“Kami hanya bisa berbuat semampunya agar tidak ada lagi yang jatuh atau tergelincir karena jalan ini. Tapi keinginan terbesar kami tentu adalah agar jalan ini segera diaspal, bahkan dicor kalau bisa. Sayangnya, itu masih jadi mimpi yang belum tahu kapan terwujud,” ungkap Saefur.

Akses Vital Bagi Warga

Jalan rusak ini bukan sekadar soal estetika. Akses tersebut merupakan jalur utama warga menuju pasar, sekolah, dan pusat kota. Kerusakan parah yang dibiarkan berlarut dikhawatirkan akan menghambat aktivitas ekonomi dan pendidikan masyarakat, bahkan membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Kini, masyarakat hanya bisa berharap agar pemerintah segera memberikan perhatian nyata terhadap infrastruktur dasar di desa mereka. Karena di balik jalan rusak itu, ada denyut kehidupan warga yang setiap hari harus melintasinya dengan risiko yang tak kecil.
×
Berita Terbaru Update