-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Stop Salahkan Makanan! Ini Pemicu Utama Asam Urat

Jumat, 13 Juni 2025 | 00.51 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-13T16:11:04Z


Selama bertahun-tahun, penyakit asam urat sering kali diasosiasikan dengan pola makan tidak sehat: terlalu banyak daging merah, jeroan, makanan laut, hingga alkohol. Tak jarang, penderitanya pun merasa bersalah karena dianggap kurang menjaga gaya hidup. Namun, sebuah studi berskala internasional justru membalikkan pandangan umum tersebut. Ternyata, faktor genetik memiliki peran yang jauh lebih besar dalam menentukan risiko seseorang terkena asam urat.
 
Apa Itu Asam Urat?

Asam urat adalah senyawa alami hasil dari pemecahan purin, yaitu zat yang terdapat dalam tubuh dan juga dalam makanan seperti daging merah, jeroan, serta makanan laut. Dalam kondisi normal, asam urat akan larut dalam darah, disaring oleh ginjal, lalu dibuang melalui urine dan feses.

Namun, saat kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi (kondisi ini disebut hiperurisemia), tubuh mulai membentuk kristal asam urat tajam seperti jarum di sekitar sendi. Reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap kristal inilah yang menyebabkan peradangan dan rasa nyeri hebat, dikenal sebagai gout atau penyakit asam urat.
 
Studi Terbaru: Genetika Memegang Peranan Penting

Dilansir dari Science Alert, studi internasional yang dipublikasikan di jurnal Nature Genetics menganalisis data genetik dari 2,6 juta orang di seluruh dunia. Hasilnya mengejutkan: ditemukan 377 wilayah DNA yang berhubungan dengan peningkatan risiko asam urat, di mana 149 di antaranya belum pernah diketahui sebelumnya.

Profesor Tony Merriman, ahli epidemiologi dari Universitas Otago, Selandia Baru, menegaskan bahwa “Asam urat adalah penyakit kronis dengan dasar genetik yang kuat, dan bukan semata-mata kesalahan gaya hidup penderitanya.”

Penelitian ini menjadi penanda penting bahwa faktor keturunan lebih dominan dibandingkan yang selama ini diperkirakan.
 
Gaya Hidup Tetap Berperan, Namun Bukan Satu-Satunya

Meskipun genetika memainkan peran dominan, bukan berarti gaya hidup dan pola makan sepenuhnya dapat diabaikan. Kombinasi antara predisposisi genetik dan gaya hidup buruk justru dapat memperburuk kondisi.

  1. Beberapa faktor yang tetap berpengaruh terhadap kadar asam urat:
  2. Makanan tinggi purin: Daging merah, jeroan, dan makanan laut seperti kerang.
  3. Minuman: Alkohol, terutama bir, dan minuman manis tinggi fruktosa.
  4. Fungsi ginjal: Ginjal yang tidak optimal dalam menyaring asam urat.
  5. Penyakit penyerta: Diabetes, hipertensi, batu ginjal, dan penyakit jantung.

Obat-obatan tertentu: Seperti diuretik, aspirin dosis rendah, dan obat penekan sistem imun.
 
Bagaimana Asam Urat Terbentuk?

Asam urat tinggi menyebabkan pembentukan kristal tajam di persendian. Ketika sistem imun tubuh mendeteksi kristal ini sebagai benda asing, terjadi peradangan hebat. Genetik berperan dalam bagaimana tubuh mengelola purin, menyaring asam urat, hingga seberapa agresif respons kekebalan tubuh terhadap kristal tersebut.
 
Mengatasi Miskonsepsi: Bukan Semata Salah Pasien

Salah satu dampak buruk dari miskonsepsi publik tentang penyebab asam urat adalah rasa malu dan enggan berobat. Banyak penderita memilih diam dan menahan nyeri karena merasa penyakitnya adalah akibat “gaya hidup buruk.”

“Mitos ini membuat penderita merasa malu dan enggan mencari pertolongan medis, padahal pengobatan preventif bisa mencegah penderitaan mereka,” jelas Merriman.

Penelitian ini membuka jalan baru bagi pendekatan terapi yang lebih personal, termasuk penggunaan kembali obat-obatan lama untuk menargetkan respons imun terhadap kristal asam urat.
 
Keterbatasan Studi dan Harapan Baru

Meski menjanjikan, studi ini masih memiliki keterbatasan. Mayoritas data berasal dari populasi keturunan Eropa, dan sebagian diagnosis berdasarkan laporan pribadi, bukan pemeriksaan klinis. Meski begitu, hasilnya tetap memberikan landasan kuat bagi pengembangan terapi yang lebih efektif dan tertarget.

Merriman menyatakan harapannya agar temuan ini mendorong penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perhatian lebih pada penyakit asam urat, termasuk pendanaan riset dan akses obat.
 
Kesimpulan: Jangan Lagi Menyalahkan Makanan Semata

Kini kita tahu bahwa penyebab asam urat tidak sesederhana apa yang kita makan. Genetika memegang peranan besar. Namun, gaya hidup tetap perlu diperhatikan untuk mencegah kekambuhan atau memperburuk kondisi. Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan asam urat atau sudah menunjukkan gejalanya, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter.

Dengan pemahaman yang lebih tepat, kita bisa mengambil langkah yang lebih bijak dalam menjaga kesehatan sendi dan kualitas hidup secara keseluruhan. Kesehatan adalah investasi jangka panjang — dan dimulai dari pengetahuan yang benar.
×
Berita Terbaru Update