-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Rd. Etje Madjid Natawiredja: Maestro Tembang Sunda Cianjuran dari Tanah Pasundan

Rabu, 04 Juni 2025 | 23.48 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-04T16:48:28Z


Di balik harum dan agungnya seni Tembang Sunda Cianjuran, tersimpan nama besar seorang maestro yang tak hanya menjadi pelestari, tetapi juga pelopor dalam memperkenalkan dan menyebarkan seni mamaos ke luar tembok pendopo menak Cianjur. Dialah Rd. Etje Madjid Natawiredja, atau yang akrab dikenal sebagai Ece Majid Natawireja. Lahir di Cianjur pada tahun 1853, Etje Madjid adalah putra dari Rd. H. Abdul Palil, seorang seniman ternama yang juga dikenal sebagai Rd. Natawiredja.
 
Warisan Darah Seni

Sejak belia, Etje Madjid telah hidup dalam lingkungan yang kental dengan nilai-nilai seni dan budaya Sunda. Ayahnya merupakan seorang ahli mamaos yang memiliki kedekatan istimewa dengan Dalem Pancaniti (R.A.A. Kusumaningrat)—Bupati Cianjur yang dikenal sebagai tokoh sentral dalam perkembangan seni di lingkungan pendopo. Bersama Dalem Pancaniti, Rd. H. Abdul Palil turut membentuk pondasi seni mamaos yang kemudian berkembang menjadi Tembang Sunda Cianjuran.

Darah seni yang mengalir dalam dirinya tak hanya diwariskan, tetapi juga dipupuk dengan penuh kasih dan semangat oleh keluarganya. Bahkan Bupati Cianjur R.A.A. Prawiradiredja II memberikan dukungan penuh terhadap perkembangan bakat seni Etje Madjid.
 
Berguru dari Para Maestro

Kecintaan Etje Madjid pada kesenian Sunda tidak hanya terbatas pada seni suara atau mamaos. Ia mendalami seni tari, sastra, karawitan, musik, dan lukis, menjadikannya seorang seniman multitalenta pada zamannya. Untuk memperdalam seni mamaos, ia berguru kepada para maestro yang merupakan saudara dan kerabat Dalem Pancaniti, yakni Rd. Adinegara, Rd. Habib, dan Rd. H. Suriakusumah—tokoh-tokoh juru mamaos yang berperan penting di lingkungan pendopo Cianjur.
 
Pelopor Penyebaran Mamaos ke Luar Pendopo

Keahlian luar biasa Etje Madjid dalam membawakan tembang menjadikannya istimewa di mata para bangsawan Cianjur. Melihat potensinya, R.A.A. Prawiradiredja II memberikan restu agar seni mamaos tak hanya dinikmati kalangan menak, tetapi juga dikenalkan ke masyarakat umum. Inilah momen bersejarah yang menjadi titik awal penyebaran Tembang Sunda Cianjuran ke luar Cianjur, membuka babak baru dalam dunia kesenian Sunda.

Tak berhenti di situ, Etje Madjid menjadi motor utama penyebaran seni mamaos hingga ke Bandung dan Priangan, terutama setelah kepemimpinan bupati beralih kepada R.A.A. Wiranatakusumah (Dalem Haji). Bersama Dalem Haji yang pindah ke Bandung, Etje Madjid turut menggelorakan seni mamaos di wilayah baru, memperluas cakrawala budaya Sunda.
 
Pencipta Karya Legendaris

Sebagai seorang seniman kreatif, Etje Madjid juga dikenal sebagai pencipta berbagai lagu tembang, baik dalam bentuk dedegungan maupun rarancagan. Lagu-lagu ciptaannya masih sering dinyanyikan hingga kini, menjadi warisan abadi yang tak lekang oleh waktu.

Salah satu karya legendarisnya yang paling dikenal adalah “Guguritan Laut Kidul”, sebuah rumpaka yang ditulis dalam pupuh Dangdanggula dan terdiri dari 23 pada (bait). Karya ini tidak hanya populer di kalangan juru mamaos, tetapi juga pernah dimuat dalam Volksalmanak Soenda tahun 1920, menandai pengakuan atas nilai estetik dan budaya dari karyanya.
 
Penghormatan untuk Maestro

Rd. Etje Madjid wafat di tanah kelahirannya, Cianjur. Ia dimakamkan di kompleks pemakaman Pasar Baru, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur. Untuk menghormati jasa-jasanya dalam perkembangan seni mamaos, makam beliau dibentuk menyerupai kacapi indung atau kacapi parahu—alat musik tradisional Sunda yang menjadi simbol utama dalam seni tembang.
 
Warisan yang Tak Pernah Padam

Warisan Etje Madjid tidak hanya berupa lagu dan tembang. Ia meninggalkan semangat pelestarian budaya, kecintaan pada kesenian daerah, dan bukti bahwa seni bisa menjadi jembatan antara kalangan bangsawan dan rakyat. Lewat tangan dan suara beliau, Tembang Sunda Cianjuran menjelma menjadi kebanggaan masyarakat Sunda dan bagian penting dari kekayaan budaya Nusantara.
×
Berita Terbaru Update