-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Jeritan dari Selatan Cianjur: Jalan Rusak, Hasil Bumi Tertahan

Rabu, 11 Juni 2025 | 22.30 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-13T16:18:34Z


Di tengah keterbatasan, warga Kampung Ciparaja, Desa Batulawang, Kecamatan Cibinong, Cianjur Selatan, terus menyuarakan harapan. Meski jalan utama mereka rusak parah akibat longsor sejak 2024, semangat mereka untuk memperjuangkan akses yang layak tak pernah padam. Kini, mereka kembali mendesak Pemerintah Kabupaten Cianjur agar segera mengambil langkah nyata demi keselamatan dan masa depan bersama.

Jalan tersebut merupakan urat nadi kehidupan yang menghubungkan antar kedusunan, termasuk akses utama ke kantor desa. Namun kondisinya kini semakin memprihatinkan—penuh longsoran, batu cadas, dan tanah labil yang siap membahayakan siapa pun yang melintas. Bagi warga Ciparaja dan Pilar, setiap langkah di jalan itu adalah perjuangan.

“Kami Tidak Minta Mewah, Hanya Aman dan Layak”

Dude (53), warga yang telah tinggal di kampung itu puluhan tahun, mengisahkan bagaimana bencana alam mengubah segalanya.

“Longsor pertama terjadi pada 2024 karena hujan deras yang terus turun. Setelah itu, longsor susulan datang dan memperparah kondisi jalan. Padahal, ini satu-satunya jalur keluar kami,” ucapnya kepada wartawan, Selasa 10 Juni 2025.

Dude mengatakan, warga harus ekstra hati-hati setiap kali melintas. Salah langkah bisa berakibat fatal.
“Tanah masih labil, batu-batu besar berserakan. Kalau tidak hati-hati, nyawa bisa jadi taruhannya,” katanya lirih namun penuh tekad.

Ia mengapresiasi upaya perbaikan sementara dengan alat berat yang pernah dilakukan. Namun sayangnya, perbaikan itu tak bertahan lama. Musim hujan berikutnya datang dan jalan kembali rusak.
“Kami mohon kepada pemerintah kabupaten untuk benar-benar mendengar. Sudah terlalu lama kami menunggu,” katanya.

Potensi Besar yang Terhambat Jalan Rusak

Ciparaja bukan sekadar kampung kecil di pelosok Cianjur. Wilayah ini adalah sentra komoditas pertanian bernilai tinggi, cengkeh, kapulaga, lada, dan lainnya tumbuh subur di tanah ini. Namun, rusaknya infrastruktur membuat distribusi hasil pertanian terganggu dan merugikan banyak pihak.

“Kami punya potensi besar, tapi bagaimana bisa berkembang kalau jalannya saja seperti ini?” tambah Dude penuh harap.

Pemerintah Desa Tak Tinggal Diam

Sekretaris Desa Batulawang, Ujang Diman, menegaskan bahwa pihak desa telah melakukan berbagai upaya agar jalan tersebut segera diperbaiki.

“Kami sudah bersurat resmi ke Pemerintah Kabupaten Cianjur melalui Dinas PUPR dan instansi lainnya. Tapi sampai hari ini belum ada tindak lanjut yang kami rasakan,” ujarnya.

Ujang berharap jeritan warga tidak lagi hanya bergema di lereng-lereng sunyi, tetapi sampai ke ruang-ruang keputusan pemerintah daerah.

“Ini bukan sekadar soal kenyamanan, tapi tentang keselamatan. Tentang masa depan anak-anak kami yang harus bisa sekolah dengan aman. Tentang hasil bumi kami yang harus sampai ke pasar. Tolong dengarkan kami,” katanya penuh harap.

Semangat Tak Pernah Padam

Meski belum ada jawaban konkret dari pemerintah, warga Ciparaja tetap memilih untuk percaya dan berharap. Mereka tidak diam, tidak menyerah, dan terus berjuang agar jalan utama mereka mendapat perhatian yang pantas.

Di tengah segala keterbatasan, warga Ciparaja mengajarkan kita tentang keteguhan hati. Bahwa harapan itu harus terus disuarakan. Bahwa mimpi tentang jalan yang aman dan layak bukanlah kemewahan, tapi hak dasar yang harus diperjuangkan bersama.
×
Berita Terbaru Update