“Kuring moal bisa ngalawan angin lamun kuring henteu apal arahna.” Kalimat dalam bahasa Sunda ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berbunyi, “Aku tidak bisa melawan angin jika aku tidak tahu arahnya.” Ungkapan sederhana namun sarat makna ini kini ramai diperbincangkan, terutama di kalangan anak muda yang tengah mencari jati diri dan arah hidup.
Di tengah dunia yang bergerak begitu cepat, banyak orang merasa terombang-ambing oleh situasi dan tekanan kehidupan. Seperti perahu di tengah laut yang diterpa angin kencang tanpa tahu harus menuju ke mana. Tanpa arah yang jelas, seseorang bisa dengan mudah terseret oleh keadaan, kehilangan tujuan, bahkan menyerah pada keadaan.
Ungkapan tersebut menjadi pengingat bahwa melawan tantangan dan kesulitan hidup tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan pemahaman yang jernih tentang tujuan, arah, dan kondisi yang sedang dihadapi. Seperti halnya pelaut yang tidak mungkin berlayar melawan angin tanpa mengetahui dari mana angin bertiup, manusia pun tak akan mampu mengatasi hidup jika tidak memahami akar permasalahan dan arah yang hendak dituju.
Makna Lebih Dalam: Mengenal Diri dan Menentukan Tujuan
Banyak pakar psikologi dan motivator menekankan pentingnya mengenal diri sendiri sebagai langkah awal dalam mencapai kesuksesan. Mengetahui arah “angin” berarti memahami apa yang menjadi tantangan, siapa lawan dan kawan, serta apa tujuan akhir yang ingin dicapai. Tanpa itu semua, upaya sekuat apa pun bisa jadi sia-sia.
Seorang tokoh masyarakat di Cianjur, Dede Ruhiyat, menanggapi kutipan tersebut dengan bijak. “Dalam hidup, kita harus tahu posisi kita, tahu medan, dan tahu ke mana kita mau melangkah. Kalau tidak, kita bisa habis tenaga hanya untuk melawan sesuatu yang sebenarnya bisa kita hindari atau manfaatkan arah tiupannya,” ujarnya.
Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari
Kutipan ini relevan dalam berbagai aspek kehidupan:
Penutup: Bukan Melawan, Tapi Menyesuaikan
Kadang kala, hidup bukan tentang melawan angin, melainkan tentang belajar menyesuaikan layar agar tetap bisa berlayar ke tujuan. Kalimat bijak dalam bahasa Sunda ini menyadarkan kita untuk tidak hanya mengandalkan kekuatan, tapi juga kebijaksanaan dalam memahami arah hidup.
Karena sesungguhnya, melangkah tanpa tahu arah hanya akan membuat kita berjalan di tempat, atau lebih buruk lagi tersesat.
Di tengah dunia yang bergerak begitu cepat, banyak orang merasa terombang-ambing oleh situasi dan tekanan kehidupan. Seperti perahu di tengah laut yang diterpa angin kencang tanpa tahu harus menuju ke mana. Tanpa arah yang jelas, seseorang bisa dengan mudah terseret oleh keadaan, kehilangan tujuan, bahkan menyerah pada keadaan.
Ungkapan tersebut menjadi pengingat bahwa melawan tantangan dan kesulitan hidup tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan pemahaman yang jernih tentang tujuan, arah, dan kondisi yang sedang dihadapi. Seperti halnya pelaut yang tidak mungkin berlayar melawan angin tanpa mengetahui dari mana angin bertiup, manusia pun tak akan mampu mengatasi hidup jika tidak memahami akar permasalahan dan arah yang hendak dituju.
Makna Lebih Dalam: Mengenal Diri dan Menentukan Tujuan
Banyak pakar psikologi dan motivator menekankan pentingnya mengenal diri sendiri sebagai langkah awal dalam mencapai kesuksesan. Mengetahui arah “angin” berarti memahami apa yang menjadi tantangan, siapa lawan dan kawan, serta apa tujuan akhir yang ingin dicapai. Tanpa itu semua, upaya sekuat apa pun bisa jadi sia-sia.
Seorang tokoh masyarakat di Cianjur, Dede Ruhiyat, menanggapi kutipan tersebut dengan bijak. “Dalam hidup, kita harus tahu posisi kita, tahu medan, dan tahu ke mana kita mau melangkah. Kalau tidak, kita bisa habis tenaga hanya untuk melawan sesuatu yang sebenarnya bisa kita hindari atau manfaatkan arah tiupannya,” ujarnya.
Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari
Kutipan ini relevan dalam berbagai aspek kehidupan:
- Dalam dunia kerja, seseorang perlu tahu arah karier yang ingin dituju agar tidak terjebak dalam rutinitas tanpa perkembangan.
- Dalam pendidikan, penting bagi pelajar untuk tahu potensi dan minat mereka sebelum menentukan jurusan atau bidang studi.
- Dalam kehidupan sosial, memahami karakter lingkungan sekitar akan membantu dalam membangun relasi yang sehat dan bermanfaat.
Penutup: Bukan Melawan, Tapi Menyesuaikan
Kadang kala, hidup bukan tentang melawan angin, melainkan tentang belajar menyesuaikan layar agar tetap bisa berlayar ke tujuan. Kalimat bijak dalam bahasa Sunda ini menyadarkan kita untuk tidak hanya mengandalkan kekuatan, tapi juga kebijaksanaan dalam memahami arah hidup.
Karena sesungguhnya, melangkah tanpa tahu arah hanya akan membuat kita berjalan di tempat, atau lebih buruk lagi tersesat.