-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Hidup Bukan Sekadar Melangkah, Tapi Memahami Setiap Tapak yang Dijalani

Rabu, 20 Agustus 2025 | 09.37 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-20T02:37:29Z


Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita sibuk mengejar sesuatu: karier, pendidikan, kekayaan, atau bahkan pengakuan dari orang lain. Namun, dalam filosofi Sunda ada pepatah yang mengingatkan kita untuk tidak hanya berfokus pada hasil akhir: "Hirup téh lain ukur ngambah jalan, tapi ngarti kana unggal tapak nu karandapan." Artinya, hidup bukan sekadar berjalan, tetapi memahami setiap langkah yang dilalui.

Pepatah ini menyimpan pesan mendalam: perjalanan hidup manusia tidak berhenti pada sekadar gerak menuju tujuan, melainkan bagaimana kita menghayati setiap pengalaman yang terjadi. Dalam pandangan orang Sunda, setiap tapak atau jejak hidup adalah guru yang membentuk pribadi, karakter, dan kebijaksanaan.
 
Filosofi Sunda: Tapak Seuri, Tapak Ceurik

Dalam tradisi Sunda dikenal istilah tapak seuri, tapak ceurik (jejak senyum, jejak tangis). Artinya, setiap kebahagiaan maupun kesedihan yang kita alami adalah bagian penting dari perjalanan. Senyum memberi arti syukur, sementara tangis menghadirkan ketabahan. Keduanya harus dipahami, bukan dihindari.

Bila hidup hanya dianggap sebagai lintasan jalan lurus tanpa makna, kita bisa kehilangan inti dari perjalanan itu sendiri. Namun dengan kesadaran untuk “ngarti kana unggal tapak,” kita belajar menerima, mensyukuri, dan memaknai setiap peristiwa.
 
Menghargai Proses, Bukan Hanya Hasil

Seringkali manusia terjebak pada obsesi hasil gaji besar, jabatan tinggi, atau prestasi akademik. Padahal, filosofi Sunda mengajarkan pentingnya menghargai proses. Ngambah jalan hanya akan membuat kita bergerak tanpa arah, sedangkan ngarti kana tapak menjadikan kita lebih bijak dan rendah hati.

Seperti petani Sunda yang menanam padi: mereka tahu bahwa hasil panen tidak bisa datang tiba-tiba. Ada proses panjang menyemai, merawat, menghadapi hujan dan panas hingga akhirnya bisa menuai. Begitu pula hidup, setiap langkah memiliki makna yang akan mempengaruhi hasil akhir.
 
Hidup Sebagai Sekolah

Hidup adalah sekolah tanpa bangku, di mana setiap pengalaman adalah pelajaran. Filosofi Sunda mengajarkan bahwa hidup harus dihayati dengan rasa syukur, tepa salira (toleransi), dan silih asih, silih asah, silih asuh (saling mengasihi, mengasah, dan mengasuh). Dengan begitu, setiap langkah bukan hanya tentang diri sendiri, tapi juga tentang kebermanfaatan bagi orang lain.
 
Menjadi Manusia yang Ngajadi

Tujuan akhirnya bukan sekadar mencapai sesuatu, melainkan ngajadi, menjadi manusia seutuhnya. Dalam bahasa Sunda, ngajadi berarti tumbuh menjadi pribadi yang dewasa secara lahir dan batin. Proses ini hanya bisa dicapai bila kita benar-benar memahami makna dari setiap langkah yang sudah dilalui.

Pepatah ini mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam hidup. Karena setiap langkah, baik itu kecil atau besar, bahagia atau penuh luka, adalah bagian dari perjalanan menuju kebijaksanaan sejati.

Hidup bukan sekadar tentang sampai tujuan, tetapi bagaimana kita memahami makna setiap langkah yang kita jalani.
×
Berita Terbaru Update