Rencana pengoperasian Kereta Api (KA) Wisata rute Gambir–Cianjur menjadi sorotan publik usai dokumen jadwal perjalanannya beredar luas di media sosial, bertepatan dengan peringatan Hari Kereta Api Nasional, Minggu (28/9/2025).
Salah satu unggahan yang menyita perhatian datang dari akun X (Twitter) @txttransportasi, yang membagikan dokumen rencana perjalanan KA Wisata lengkap dengan jadwal keberangkatan, stasiun singgah, hingga teknis pengaturan jalur.
“Rencana KA Wisata Jakarta, Gambir–Cianjur tinggal menunggu persetujuan dari DJKA, Kemenhub,” tulis akun tersebut.
Rute dan Jadwal Perjalanan
Berdasarkan dokumen yang beredar, KA Wisata dijadwalkan berangkat dari Stasiun Gambir pukul 08.00 WIB dan tiba di Stasiun Cianjur pukul 12.45 WIB. Kereta ini akan melewati 17 stasiun pemberhentian, mulai dari Manggarai, Depok, Bogor, Sukabumi, hingga Stasiun Lampegan yang menjadi akses utama menuju situs megalitikum Gunung Padang.
Untuk perjalanan pulang, KA Wisata direncanakan berangkat dari Cianjur pukul 16.00 WIB dan kembali tiba di Stasiun Gambir pukul 20.35 WIB.
Teknis Perjalanan
Dalam rencana perjalanan, terdapat sejumlah pengaturan jalur agar tidak berbenturan dengan kereta lain. Misalnya, persilangan dengan KA Siliwangi di Stasiun Cirengas, serta persilangan dengan KA Pangrango di Stasiun Cisaat dan Parungkuda.
Selain itu, dokumen tersebut juga menyebutkan adanya potensi keterlambatan 2–3 menit di lintas Bogor–Manggarai akibat antrean KRL arah Manggarai. Namun, untuk lintas Bogor–Sukabumi dan Sukabumi–Cianjur disebutkan tidak ada kendala berarti.
Respons dan Potensi Wisata
Hingga kini, baik PT Kereta Api Indonesia (KAI) maupun Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan belum memberikan keterangan resmi mengenai bocornya dokumen tersebut.
Namun, jika rencana operasional ini benar terealisasi, KA Wisata Gambir–Cianjur diprediksi akan menjadi primadona baru bagi wisatawan. Selain menyajikan panorama alam pegunungan, rute ini juga membuka akses langsung menuju destinasi wisata populer, termasuk Gunung Padang yang dikenal sebagai situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara.
Masyarakat pun menyambut positif rencana ini, karena bisa menjadi alternatif perjalanan wisata yang nyaman sekaligus mendukung potensi pariwisata di wilayah Bogor, Sukabumi, hingga Cianjur.