Hidayah untuk berhijrah bisa datang dari berbagai arah dan dengan cara yang berbeda bagi setiap Muslim. Bagi Rika Kartika Oedenes, seorang wanita asal Cianjur, kisah hijrahnya dimulai setelah menikah dengan Peter Oedenes, suami bule yang mualaf. Rika, begitu ia akrab dipanggil, berbagi kisah inspiratif ini dalam salah satu vlognya yang diunggah di kanal YouTube pribadinya.
Pertemuan Awal
Cerita dimulai pada tahun 2011 ketika Rika tinggal di Bali. Peter, pria Belanda yang kini menjadi suaminya, sedang berlibur di sana. Mereka pertama kali bertemu di sebuah klub malam di kawasan Kuta, Bali, pada bulan Agustus, yang bertepatan dengan bulan Ramadan. Rika, yang saat itu bekerja sebagai resepsionis klinik, diajak temannya ke klub malam tersebut.
Rika awalnya menolak ajakan temannya karena masih harus bekerja pagi hari dan ingin menjalankan ibadah puasa. Namun, akhirnya ia setuju dan bertemu dengan Peter di klub tersebut sekitar pukul 11 malam. Peter bersama temannya berkenalan dengan Rika dan teman-temannya. Ketika jam menunjukkan pukul 3 dini hari, Rika bersiap untuk sahur, dan Peter pun penasaran tentang Ramadan.
Awal Kenalan dan Komunikasi
Setelah malam itu, mereka bertukar nomor telepon dan email. Peter, yang harus kembali ke Belanda, tetap berusaha menghubungi Rika meskipun sempat ada kendala teknis dengan pesan SMS yang tidak sampai. Selang seminggu setelah kembali ke Belanda, Peter berhasil menghubungi Rika lewat media sosial, dan mereka mulai sering berkomunikasi.
Rika, yang saat itu berusia 33 tahun dan merupakan janda dengan dua anak, merasa ragu karena perbedaan usia mereka yang cukup jauh. Namun, Peter yang saat itu berusia 24 tahun tetap menunjukkan keseriusannya.
Kunjungan ke Indonesia
Pada bulan Desember 2011, Peter memutuskan untuk mengunjungi Rika di Indonesia. Rika kaget namun juga merasa terharu dengan niat tulus Peter. Peter bahkan ingin bertemu keluarga Rika di Cianjur, Jawa Barat. Untuk menghindari perhatian publik, mereka memutuskan bertemu di Puncak, sebuah kawasan pegunungan yang dekat dengan Cianjur.
Peter juga ikut dalam liburan keluarga Rika ke Yogyakarta, menunjukkan keseriusannya dalam menjalin hubungan. Setelah kembali ke Bali, Peter mengutarakan niatnya untuk menikahi Rika dan bersedia menjadi mualaf.
Menikah dan Proses Hijrah
Setelah menikah, Rika dan Peter menjalani hubungan jarak jauh karena Peter harus kembali ke Belanda untuk pekerjaan. Selama waktu tersebut, Peter yang telah menjadi mualaf, mulai belajar dan menjalankan ibadah salat dengan tekun.
Proses hijrah mereka tidak tanpa rintangan. Ada berbagai tantangan dalam rumah tangga yang mereka hadapi, termasuk perbedaan pandangan dan penyesuaian hidup baru sebagai pasangan Muslim. Suatu ketika, Rika membawa-bawa kewajiban suami dan istri dalam Islam saat bertengkar. Peter, yang penasaran, belajar lebih dalam tentang Islam dan menemukan banyak hal yang membuatnya semakin yakin dengan pilihannya.
Peter mulai meminta Rika untuk menutup aurat. Meskipun awalnya Rika keberatan, mereka mencapai kompromi untuk tidak mengenakan pakaian ketat. Peter juga menekankan pentingnya izin suami dalam berbagai hal, menunjukkan tanggung jawab dan rasa sayangnya terhadap Rika.
Kisah hijrah Rika dan Peter adalah sebuah perjalanan yang penuh cinta dan hidayah. Rika yang awalnya kurang taat akhirnya menemukan jalan hijrahnya berkat dukungan dan ajakan suaminya yang mualaf. Sementara itu, Peter, dengan kesungguhan dan ketekunannya, mempelajari dan menjalani Islam dengan sepenuh hati. Mereka membuktikan bahwa hidayah bisa datang melalui cara yang tidak terduga, dan dengan kemauan serta usaha bersama, mereka bisa mencapai kehidupan yang lebih baik sesuai ajaran Islam.