Menjelang bulan suci Ramadan, banyak masyarakat yang masih bingung mengenai penulisan yang benar dari kata "Ramadan". Ada yang menuliskannya sebagai "Ramadhan" dengan tambahan huruf "h" di tengahnya, sementara yang lain menggunakan "Ramadan". Lantas, mana yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)?
Penulisan yang Benar Menurut KBBI
Berdasarkan KBBI daring edisi VI yang dikelola oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, penulisan yang benar adalah Ramadan, tanpa tambahan huruf "h" setelah huruf "d". Kata ini berasal dari bahasa Arab رمضان (Ramaḍān), yang merupakan nama bulan kesembilan dalam kalender Hijriah dan bulan yang diwajibkan bagi umat Islam untuk berpuasa.
Sebaliknya, kata "Ramadhan" tidak ditemukan dalam KBBI dan dianggap sebagai bentuk yang tidak baku dalam ejaan bahasa Indonesia. Kesalahan ini kemungkinan muncul karena transliterasi dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia yang tidak mengikuti pedoman yang berlaku.
Bagi masyarakat yang ingin memastikan penulisan kata yang benar, mereka dapat mengakses KBBI daring melalui laman resmi https://kbbi.kemdikbud.go.id. Jika kata yang dicari benar, laman tersebut akan menampilkan makna dan informasi terkait, sedangkan jika kata tersebut tidak baku, KBBI akan mengarahkan pengguna ke bentuk penulisan yang benar.
Aturan Penyerapan Kosakata Asing dalam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia menyerap banyak kosakata dari bahasa asing, termasuk dari bahasa Arab. Namun, dalam proses penyerapan, terdapat aturan yang harus dipatuhi agar sesuai dengan sistem fonologi bahasa Indonesia.
Dalam kasus kata Ramadhan, terdapat konsonan rangkap "dh" yang dalam bahasa Arab mewakili satu bunyi khusus. Namun, bahasa Indonesia tidak mengenal konsonan rangkap seperti "dh". Oleh karena itu, sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), huruf "dh" dalam kata Ramadhan disesuaikan menjadi "d", sehingga kata tersebut berubah menjadi Ramadan.
Proses ini juga terjadi pada beberapa kata serapan lainnya dari bahasa Arab, seperti:
- Sholat → Salat
- Darajah → Derajat
- Kabir → Kabar
- Fithrah → Fitrah
Semua penyesuaian ini dilakukan agar kata-kata tersebut lebih mudah ditulis dan diucapkan oleh penutur bahasa Indonesia.
Pentingnya Konsistensi dalam Penggunaan Bahasa Baku
Kepatuhan terhadap aturan ejaan yang telah ditetapkan dalam KBBI dan PUEBI bertujuan untuk menjaga konsistensi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Jika setiap kata serapan ditulis dengan variasi yang berbeda, maka akan terjadi kebingungan di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi media, instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum untuk menggunakan ejaan yang sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Bulan Ramadan adalah momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain menjalankan ibadah puasa, masyarakat juga diharapkan untuk memperkaya wawasan mereka mengenai bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal ejaan yang benar.
Dengan memahami dan menerapkan ejaan yang sesuai dengan KBBI, diharapkan masyarakat dapat lebih disiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya dalam menyambut bulan penuh berkah ini.