Dalam kitab ini disebutkan bahwa pada malam ke-14 Ramadan, shalat tarawih memiliki keistimewaan khusus, yaitu disaksikan oleh para malaikat. Kesaksian dari malaikat ini diyakini sebagai bukti kemuliaan ibadah tersebut, yang berpotensi membantu seseorang terhindar dari hisab amal di hari kiamat. Namun, bagaimana penjelasan lebih lanjut mengenai keutamaan ini? Seberapa kuat dasar haditsnya dalam Islam?
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang keutamaan shalat tarawih malam ke-14 Ramadan berdasarkan kitab Durratun Nasihin, pandangan para ulama terhadap sumber ini, serta bagaimana umat Islam sebaiknya menyikapi keutamaan tersebut.
Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke-14 Ramadan
Shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dan menjadi bagian dari tradisi umat Islam di seluruh dunia selama bulan Ramadan. Setiap malam dalam bulan ini memiliki keutamaan tersendiri, termasuk pada malam ke-14 Ramadan.
Berdasarkan Durratun Nasihin, malam ke-14 Ramadan memiliki dua keutamaan utama bagi orang yang melaksanakan shalat tarawih:
1. Pembebasan dari Hisab Amal
Salah satu keutamaan utama shalat tarawih pada malam ini adalah bahwa Allah SWT akan menghapus atau meringankan perhitungan amal bagi mereka yang menunaikannya.
Ini menjadi kabar gembira bagi setiap mukmin yang berharap mendapatkan kemudahan pada hari kiamat, di mana hisab amal sering kali menjadi momen yang menegangkan bagi setiap manusia.
2. Disaksikan oleh Malaikat
Para malaikat akan menyaksikan shalat tarawih yang dilakukan pada malam ke-14 Ramadan.
Kesaksian ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah ini di sisi Allah SWT dan menjadi tambahan keberkahan bagi mereka yang melaksanakannya.
Keutamaan ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk terus meningkatkan ibadah selama bulan Ramadan, khususnya dengan konsisten menunaikan shalat tarawih.
Keabsahan Hadits dalam Kitab Durratun Nasihin
Kitab Durratun Nasihin adalah salah satu kitab klasik yang sering dijadikan rujukan dalam berbagai pembahasan terkait ibadah dan keutamaan amalan. Kitab ini disusun oleh Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir Al-Khubawi pada sekitar abad ke-13 Hijriyah.
Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai keabsahan hadits-hadits yang terdapat dalam kitab ini. Beberapa poin yang perlu diperhatikan adalah:
1. Hadits Dhaif dan Palsu
Banyak ulama yang mengkaji isi kitab ini dan menemukan bahwa beberapa hadits yang dikutip tergolong sebagai hadits dhaif (lemah) atau bahkan maudhu' (palsu).
Oleh karena itu, keutamaan yang disebutkan dalam kitab ini sebaiknya tidak dijadikan sebagai landasan utama dalam beribadah tanpa mencari sumber lain yang lebih kuat.
2. Perlunya Merujuk ke Hadits Shahih
Para ulama menyarankan agar dalam beribadah, umat Islam merujuk kepada hadits yang lebih kuat, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Dalam konteks shalat tarawih, hadits yang lebih sahih menyebutkan bahwa shalat ini adalah sunnah muakkad yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan memiliki keutamaan tersendiri dalam setiap malam Ramadan, meskipun tidak secara spesifik membahas keutamaan tiap malamnya.
Apakah Keutamaan Ini Masih Bisa Diamalkan?
Meskipun keabsahan hadits dalam Durratun Nasihin diragukan oleh beberapa ulama, bukan berarti seluruh isi kitab ini harus ditolak. Banyak ulama, termasuk dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), berpendapat bahwa isi kitab ini masih bisa dijadikan sebagai sumber motivasi dalam beribadah, selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar Islam.
Sebagai contoh:
Keutamaan shalat tarawih pada malam ke-14 Ramadan bisa dipahami sebagai dorongan agar umat Islam lebih rajin beribadah, bukan sebagai suatu kepastian yang wajib diyakini.
Selama tidak ada larangan dari dalil yang lebih kuat, maka mengamalkan ibadah dengan niat mencari ridha Allah tetap sah dan dianjurkan.
Cara Mengoptimalkan Shalat Tarawih di Malam ke-14 Ramadan
Bagi umat Islam yang ingin mendapatkan manfaat maksimal dari shalat tarawih di malam ke-14 Ramadan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Melaksanakan Shalat dengan Khusyuk
Fokus dalam shalat sangat penting agar ibadah lebih berkualitas.
Resapi setiap ayat yang dibaca dan lakukan dengan penuh keikhlasan.
2. Shalat Berjamaah di Masjid
Shalat tarawih berjamaah memiliki keutamaan lebih besar dibandingkan shalat sendirian.
Selain mendapatkan pahala lebih banyak, berjamaah juga meningkatkan semangat dalam beribadah.
3. Menambah Bacaan Al-Qur’an
Setelah shalat tarawih, sempatkan membaca Al-Qur'an untuk menambah keberkahan ibadah di malam tersebut.
Membaca satu halaman atau satu juz setiap malam bisa menjadi kebiasaan baik di bulan Ramadan.
4. Memperbanyak Doa dan Zikir
Ramadan adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, terutama setelah shalat tarawih.
Perbanyak doa meminta ampunan, kelancaran rezeki, dan keteguhan iman.
5. Menghindari Hal yang Mengurangi Pahala
Jauhi perbuatan yang bisa mengurangi pahala ibadah, seperti ghibah, maksiat, dan perbuatan sia-sia.
Jaga hati dan lisan agar tetap bersih selama Ramadan.
Kesimpulan
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Keutamaan shalat ini pada malam ke-14 Ramadan, sebagaimana disebutkan dalam kitab Durratun Nasihin, adalah disaksikan oleh malaikat dan berpotensi membebaskan dari hisab amal.
Namun, karena hadits dalam kitab ini belum terbukti keshahihannya, umat Islam sebaiknya tetap merujuk pada sumber hadits yang lebih kuat. Meskipun begitu, tidak ada salahnya mengambil nilai positif dari keutamaan ini sebagai motivasi untuk semakin giat dalam beribadah.
Yang terpenting adalah menjaga kekhusyukan dan keistiqamahan dalam menjalankan ibadah selama Ramadan. Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk menjalankan shalat tarawih dengan penuh keikhlasan dan mendapatkan berkah dari setiap malam di bulan suci ini. Aamiin.