-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Ibu Hamil di Cianjur Ditandu 3 Kilometer Lewati Jalan Rusak untuk Melahirkan

Sabtu, 17 Mei 2025 | 21.47 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-17T14:47:34Z
Kisah memilukan datang dari pelosok selatan Kabupaten Cianjur. Seorang ibu hamil muda bernama Nur Aida (25), warga Desa Mulyasari, Kecamatan Agrabinta, terpaksa ditandu sejauh 3 kilometer melewati jalan rusak dan berlumpur demi mendapatkan pertolongan medis untuk persalinan. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (14/5/2025) dan viral di media sosial lewat sebuah video berdurasi 29 detik.

Dalam video tersebut terlihat Nur Aida ditandu menggunakan kain yang diikat pada dua bilah bambu. Beberapa warga tampak bergantian memikul tandu darurat itu sambil melintasi jalan licin dan berlumpur tebal pasca diguyur hujan.

Hadim, Ketua RW 04 yang juga kerabat Nur Aida, menjelaskan bahwa tanda-tanda kelahiran sudah dirasakan sejak dua hari sebelumnya. Namun puncaknya terjadi pada Rabu pagi. "Awalnya hanya merasa mules biasa, tapi setelah diperiksa oleh warga yang berpengalaman, ternyata sudah tanda-tanda melahirkan," ungkapnya pada Sabtu (17/5/2025).

Sayangnya, akses jalan dari kampung Nur Aida menuju fasilitas kesehatan masih sangat memprihatinkan. Mobil ambulans tidak dapat menjangkau lokasi karena kondisi jalan yang rusak parah dan berlumpur.

"Kalau dipaksakan masuk, mobil bisa terjebak lumpur. Jadi kami putuskan untuk menandu hingga titik terakhir jalan yang bisa dilalui mobil," ujar Hadim.

Warga bahu-membahu menandu Nur Aida sejauh 3 kilometer selama lebih dari satu jam. Jika kondisi jalan normal, jarak itu hanya butuh waktu sekitar 10 menit dengan kendaraan.

Setibanya di titik penjemputan, Nur Aida langsung dibawa ke Puskesmas terdekat. Namun karena keterbatasan fasilitas, ia dirujuk ke rumah sakit di wilayah Kabupaten Sukabumi. "Tapi di perjalanan, kontraksi makin kuat dan kepala bayi sudah mulai keluar. Untung saja ada puskesmas lain yang lebih dekat di tengah perjalanan. Di sanalah akhirnya proses persalinan dilakukan," jelas Hadim.

Alhamdulillah, proses persalinan berjalan lancar dan bayi perempuan pertama dari Nur Aida lahir dengan selamat.

Hadim menyebutkan bahwa peristiwa seperti ini bukan kali pertama terjadi. Warga yang sakit atau hendak melahirkan sering kali harus ditandu karena jalan desa yang rusak dan tidak bisa dilalui kendaraan.

"Sudah sering. Kami sangat berharap pemerintah segera memperbaiki jalan ini. Jangan menunggu ada korban dulu," tegasnya.

Kepala Desa Mulyasari, Ade Rustandi, membenarkan peristiwa tersebut dan mengakui kerusakan jalan di wilayahnya masih menjadi masalah besar.

"Betul, itu terjadi di desa kami. Tapi anggaran desa sangat terbatas. Dana Desa tiap tahun hanya sekitar Rp 800 juta, sementara jalan rusak ada puluhan kilometer," ujar Ade.

Ia menambahkan bahwa pembangunan jalan dengan sistem rabat beton saja sudah menyerap anggaran besar, apalagi jika menggunakan aspal yang cepat rusak di medan berlumpur.

"Kami butuh bantuan dari pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat. Akses jalan sangat penting untuk layanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi warga," pungkasnya.

Kisah Nur Aida kembali membuka mata tentang masih sulitnya akses layanan dasar di wilayah terpencil. Harapan besar pun digantungkan warga Desa Mulyasari agar pemerintah segera turun tangan memperbaiki infrastruktur yang selama ini mereka rindukan.
×
Berita Terbaru Update