-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Ingat Asal-Usul: Kunci Untuk Tetap Rendah Hati Meski Sudah Tinggi Melambung

Rabu, 21 Mei 2025 | 23.47 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-21T16:47:33Z


Sejauh apa pun melangkah, setinggi apa pun pencapaian, manusia tetap perlu menoleh ke belakang—ke akar, ke asal, dan ke orang-orang yang berjasa.

Di era yang serba cepat ini, pencapaian dan kesuksesan seringkali membuat seseorang lupa pada satu hal yang paling penting: asal-usulnya. Seiring langkah yang semakin jauh, jabatan yang makin tinggi, atau pengakuan yang makin luas, ada satu pesan bijak dari tanah Sunda yang tak boleh dilupakan:

"Tong poho ka asal-usul, sanajan geus jauh leumpang."

Maknanya sederhana, namun dalam: Jangan pernah lupa darimana kamu berasal. Karena sejauh dan setinggi apa pun seseorang, tetap ada titik awal yang membentuknya.
 
Asal-Usul adalah Akar Jati Diri

Asal-usul bukan sekadar tempat lahir atau nama keluarga. Ia adalah rangkaian cerita tentang perjuangan, nilai-nilai, budaya, dan orang-orang yang dulu hadir dalam kehidupan kita—yang mungkin sekarang sudah tertinggal jauh di belakang.

Mereka adalah orangtua yang mendidik, guru yang membimbing, tetangga yang menyemangati, atau tanah desa yang dulu menjadi tempat bermain dan tumbuh. Tanpa akar ini, kita takkan pernah tumbuh seperti sekarang.
 
Kesuksesan Tak Pernah Berdiri Sendiri

Kita sering merayakan keberhasilan dengan sorak dan pujian. Tapi sesungguhnya, keberhasilan bukan hasil dari satu orang saja. Selalu ada tangan-tangan lain yang bekerja dalam diam.

Selalu ada yang berkorban, mengalah, atau mendukung dari belakang agar kita bisa berdiri tegak di garis depan.

Ingat jasa orang lain bukan hanya soal etika, tapi juga tentang kepekaan dan kemanusiaan. Karena kita adalah hasil dari banyak cinta yang tak selalu terlihat.
 
Membalas Budi, Bukan Sekadar Kewajiban

Filosofi Sunda sangat menjunjung tinggi balas budi (mangrupa rasa). Bahkan sering dikatakan:

"Jang ngalakukeun kahadean teh ulah ngan ukur ka nu nyieun kahadean, tapi ka saha wae."
(Berbuat baik jangan hanya kepada yang berbuat baik pada kita, tapi kepada siapa pun.)

Namun, membalas budi kepada akar tempat kita tumbuh adalah bentuk tertinggi dari penghargaan dan rendah hati. Entah itu dengan kembali membangun kampung halaman, menyekolahkan adik-adik, merawat orangtua, atau bahkan sekadar datang pulang membawa kabar baik, itu semua bentuk terindah dari ingat asal.
 
Penutup: Jangan Lupa Pulang, Meski Dunia Telah Membuka Pintu Lebar

Semakin jauh langkah kaki, semakin tinggi pencapaian hidup, maka semakin penting untuk menoleh ke belakang. Bukan untuk kembali, tapi untuk mengingat dan menghargai. Karena orang yang lupa asal, akan kehilangan arah. Dan orang yang tidak membalas budi, akan kehilangan makna.

"Tong poho ka asal-usul, sanajan geus jauh leumpang."

Tetap ingat siapa kamu. Tetap tahu dari mana kamu bermula.
Karena akar yang kuat, akan membuat ranting tetap tegar meski diterpa angin.
×
Berita Terbaru Update