Inovasi membanggakan datang dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukatani yang berada di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Siswa-siswi sekolah ini sukses menciptakan alat penyedot debu (vacuum cleaner) sederhana yang dirakit dari limbah plastik dan barang bekas.
Inovasi ini lahir sebagai bagian dari upaya sekolah dalam menanamkan kepedulian lingkungan dan membangun kreativitas anak sejak dini. Vacuum cleaner mini ini dibuat oleh siswa kelas 5 dengan memanfaatkan sampah rumah tangga yang sulit terurai seperti botol plastik, pipa bekas, kardus, serta kaleng minuman.
Meski terlihat sederhana, alat ini terbukti mampu bekerja secara efektif untuk menyedot debu, potongan kertas, hingga kapas. Proses perakitannya dilakukan secara berkelompok, melibatkan kerjasama dan diskusi antar siswa di bawah bimbingan guru.
“Iya, alat penyedot debu ini dari botol bekas, kardus, pipa solatif, dan kaleng bekas. Lumayan susah bikinnya, tapi bisa nyedot debu, kertas, sama kapas,” ujar Kalesya, salah satu siswa, saat ditemui wartawan.
Sementara itu, Ratu Galuh, rekan satu timnya, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar adalah saat merangkai sistem kelistrikan sederhana pada alat tersebut. Namun berkat bimbingan guru dan kerja sama tim, tantangan itu dapat terlewati.
“Awalnya memang agak susah, tapi setelah diajarin akhirnya bisa. Kami bikin bareng-bareng. Yang paling sulit pas menyambungkan kabel-kabelnya,” jelas Ratu.
Kepala SDN Sukatani, Nurhayati, menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari penerapan pendekatan pembelajaran berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) yang telah diterapkan sekolah sejak beberapa tahun terakhir.
“Vacuum cleaner ini memang dibuat dari barang-barang bekas yang mungkin bagi orang lain tidak berguna, tapi bagi sekolah kami itu adalah sumber daya luar biasa. Awalnya siswa tidak percaya diri, tapi setelah diberi pemahaman dan keterampilan, mereka bisa membuatnya,” ujar Nurhayati.
Ia menambahkan, program pengolahan sampah kreatif ini telah berjalan selama empat tahun. Selain vacuum cleaner, para siswa juga telah menghasilkan berbagai produk ramah lingkungan lainnya seperti kompos, ecoenzym, ecobrick, hingga kerajinan tangan dari bahan daur ulang yang memiliki nilai jual.
“Kegiatan ini membuktikan bahwa limbah yang semula dianggap tidak berguna bisa menjadi solusi nyata dalam penanggulangan sampah, sekaligus menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini,” tambahnya.
Inovasi dari SDN Sukatani ini menjadi bukti bahwa kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan bisa tumbuh kuat di usia dini, jika diberikan ruang dan bimbingan yang tepat. Ke depan, pihak sekolah berharap program ini dapat terus berkembang dan menginspirasi sekolah-sekolah lain di Cianjur maupun daerah lainnya.