-->

Notification

×

Iklan

Iklan

1 Muharram dan Sejarah Penetapan Tahun Baru Islam

Jumat, 27 Juni 2025 | 09.55 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-27T02:55:14Z
Foto: Ilustrasi


Kalender Hijriyah yang kini digunakan umat Islam di seluruh dunia ternyata tidak ditetapkan pada masa Nabi Muhammad SAW, melainkan baru diresmikan belasan tahun setelah beliau wafat. Adalah Khalifah Umar bin Khattab yang, atas dorongan kebutuhan administratif dan hasil musyawarah para sahabat, menetapkan 1 Muharram sebagai awal tahun Islam, dengan peristiwa hijrah Nabi sebagai titik tolak penanggalannya. Keputusan itu bukan sekadar administratif, tapi sarat nilai historis dan spiritual yang masih terasa hingga kini.

Pendahuluan: Kalender yang Muncul dari Kebutuhan dan Kesadaran Spiritualitas

Kalender Hijriyah atau kalender Islam bukanlah sekadar sistem penanggalan, melainkan tonggak sejarah yang menandai perubahan besar dalam kehidupan umat Islam. Penetapannya bukan bermula dari kelahiran Nabi Muhammad SAW, bukan pula dari turunnya wahyu pertama, melainkan dari peristiwa Hijrah sebuah perjalanan penuh makna dari Makkah ke Madinah yang menjadi titik balik perjuangan Islam.

Yang menarik, kalender ini tidak lahir pada masa Nabi Muhammad SAW, tetapi ditetapkan enam belas tahun setelah hijrah, tepatnya pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Kisah penetapan ini menunjukkan betapa administrasi, musyawarah, dan nilai-nilai spiritual berpadu dalam pembentukan sejarah Islam.
 
Latar Belakang: Surat Tanpa Tanggal dan Problematika Administrasi

Semua bermula dari keluhan Abu Musa al-Asy’ari, seorang gubernur di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Ia menyampaikan bahwa surat-surat dari pusat pemerintahan sering kali datang tanpa mencantumkan tahun, sehingga menyulitkan pencatatan dan pengarsipan administrasi. Menyadari pentingnya sistem penanggalan yang rapi, Umar segera mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah.

Dalam pertemuan tersebut, muncul berbagai usulan: mulai dari menjadikan tahun kelahiran Nabi, pengangkatan sebagai rasul, hingga wafatnya Nabi sebagai awal kalender Islam. Namun satu peristiwa yang dianggap monumental dan penuh makna sejarah akhirnya disepakati: Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
 
Mengapa Hijrah?

Hijrah bukan sekadar perpindahan geografis. Ia adalah simbol transformasi total: dari fase dakwah tertindas menjadi fase terbentuknya komunitas Muslim yang merdeka secara politik dan sosial. Hijrah menandai lahirnya peradaban Islam di Madinah, dimana syariat mulai ditegakkan secara luas, dan Islam mendapat kekuatan untuk berkembang.

Hijrah juga menandai awal perjalanan institusional umat Islam. Maka tak heran jika Umar bin Khattab dan para sahabat sepakat menjadikannya sebagai momen paling layak untuk dijadikan awal tahun.

Mengapa Muharram, Bukan Rabi’ul Awal?

Perlu dicatat, meskipun peristiwa hijrah terjadi pada bulan Rabi’ul Awal, para sahabat justru menetapkan bulan Muharram sebagai awal tahun. Ada beberapa pertimbangan penting di balik keputusan ini:

  1. Muharram adalah bulan suci (Asyhurul Hurum) dalam tradisi Arab, sehingga memiliki posisi istimewa dalam masyarakat.
  2. Muharram adalah bulan pertama setelah umat Islam menunaikan ibadah haji—sehingga dianggap sebagai momen yang tepat untuk memulai tahun baru dengan semangat spiritual baru.
  3. Secara administratif, memulai tahun dari bulan pertama dalam urutan kalender sudah menjadi praktik lazim masyarakat Arab, dan pemilihan ini juga mempertimbangkan keberlanjutan tradisi lokal.

Kapan Kalender Hijriyah Diresmikan?

Kalender Hijriyah secara resmi ditetapkan pada tahun 17 Hijriyah (sekitar 638 Masehi), ketika Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah kedua. Tanggal 1 Muharram 1 Hijriyah kemudian dipadankan dengan tanggal 16 Juli 622 M, yang menjadi titik awal perhitungan tahun Islam.

Kalender ini menggunakan sistem lunar (qamariyah) dengan jumlah hari sebanyak 354 atau 355 hari dalam setahun, berbeda dengan kalender Masehi yang menggunakan sistem solar.

Dampak Sosial dan Spiritualitas

Penetapan 1 Muharram sebagai tahun baru Islam memiliki dampak yang luas, tidak hanya dari sisi administratif, tetapi juga dari sisi identitas dan spiritualitas umat Islam.
 
1. Penanda Refleksi dan Muhasabah

Tahun Baru Islam bukan perayaan pesta, melainkan momen perenungan. Umat diajak mengingat kembali hijrah Nabi, meneladani perjuangannya, dan merenungi langkah hidup masing-masing: sudahkah kita berhijrah menuju yang lebih baik?
 
2. Simbol Persatuan Umat

Kalender Hijriyah menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam sistem waktu yang sama. Penanggalan ini juga digunakan untuk menentukan ibadah penting seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan musim haji.
 
3. Memperkuat Identitas Islam

Dalam konteks kebudayaan, kalender ini menjadi salah satu pilar pembentuk identitas peradaban Islam yang mandiri dan berbeda dari sistem penanggalan lainnya, seperti kalender Romawi, Yahudi, atau Persia.
 
Kesimpulan: Kalender yang Dilahirkan dari Peradaban dan Perjuangan

Penetapan 1 Muharram sebagai awal Tahun Baru Islam adalah cermin dari kedewasaan administrasi, kedalaman spiritualitas, dan kekuatan peradaban Islam yang mulai tumbuh pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Ia bukan hanya angka dalam sistem waktu, tetapi juga representasi sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW dan umatnya.

Hijrah adalah semangat perubahan, dan 1 Muharram adalah penanda bahwa setiap Muslim punya kesempatan untuk hijrah: dari gelap menuju terang, dari salah menuju benar, dari lalai menuju taat.



------------------------------------------
Referensi:
  • Detik.com: "Sejarah 1 Muharram: Awal Mula Penetapan Kalender Hijriah oleh Umar bin Khattab"
  • NU Online: "Sejarah Penetapan Kalender Hijriyah"
  • Suara.com: "Kenapa 1 Muharram Ditandai Sebagai Tahun Baru Islam?"
  • Wikipedia Indonesia: "Kalender Hijriah"
  • UMSB.ac.id: “Jejak Sejarah Kalender Islam dan Peran Umar bin Khattab”
×
Berita Terbaru Update