-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Situs Kuta Tanggeuhan di Cianjur Masih Penuh Misteri, Diduga Tempat Ritual Masa Lalu

Jumat, 27 Juni 2025 | 20.27 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-27T13:27:50Z
Situs Kuta Tanggeuhan yang berada di perbatasan Kabupaten Cianjur dan Bogor, tepatnya di Dusun Cidaweung, Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, masih menyimpan banyak misteri. Keberadaannya yang kini menjadi tujuan wisata minat khusus sejak ditemukan warga pada 2017, terus menjadi perhatian para peneliti dan pemerhati budaya.

Menurut arkeolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lutfi Yondri, situs Kuta Tanggeuhan memiliki kemiripan dengan punden berundak di daerah Pasir Manggis, Ciampea, Kabupaten Bogor. Hal itu terlihat dari penggunaan bahan yang sama, yaitu batu andesit. Saat mengunjungi situs ini pada awal penemuannya, Lutfi menemukan beberapa unsur batuan yang menyerupai bentuk makam.

“Kalau kita lihat dari struktur batuannya itu jelas sudah masuk di masa sejarah,” katanya seperti dikutip dari Tempo, Rabu, 25 Juni 2025.

Lutfi menilai, dari bentuk susunan batu dan perkembangan budayanya, usia situs Kuta Tanggeuhan lebih muda dibandingkan dengan situs Gunung Padang. Susunan batu yang terletak di atas sebuah bukit ini diduga kuat menjadi tempat ritual masyarakat pada masa lampau. Namun, hingga kini, fungsinya masih diselimuti banyak misteri.

“Masih banyak misteri tentang pengetahuan masa lalu yang belum terungkap bagaimana masyarakatnya, bagaimana membuat dan menggunakan situs itu perlu dikaji,” ujar Lutfi.

Meski begitu, ia menampik bahwa situs ini tergolong megalitikum karena batu-batuannya berukuran kecil. Ia juga menepis anggapan bahwa situs ini dibuat oleh masyarakat modern.

“Tidak mungkin masyarakat yang baru membuat seperti itu, lokasinya cukup luas dan banyak material batu yang digunakan,” katanya. Beberapa temuan artefak seperti pecahan tembikar pun memperkuat dugaan akan nilai arkeologis situs ini.

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat yang sempat mengunjungi situs ini telah menetapkannya sebagai obyek diduga cagar budaya (ODCG). Salah satu bagian dari situs yang dikenal masyarakat sebagai Batu Lawang diduga merupakan dolmen, struktur batu besar yang kerap dikaitkan dengan fungsi ritual dalam budaya prasejarah.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Iendra Sofyan, mengatakan bahwa situs Kuta Tanggeuhan diduga berasal dari zaman prasejarah. Namun untuk memastikan asal-usul dan usia pastinya, diperlukan penelitian lanjutan.

“Situs ini perlu diteliti lebih jauh untuk tahapan selanjutnya yaitu penetapan dan penataan,” kata Iendra.

Di lokasi yang berada di lahan milik Perhutani tersebut, terdapat sejumlah batu yang diberi nama oleh masyarakat setempat, seperti Batu Tilu Undak Tujuh, Batu Kujang, Batu Sajadah, Batu Telapak Kaki, Batu Tulis dengan simbol kepala macan, Batu Peta, dan batu dolmen. Penamaan ini menggambarkan keterkaitan kuat antara situs tersebut dengan mitos dan kepercayaan masyarakat lokal.

Kini, Kuta Tanggeuhan menjadi destinasi wisata sejarah dan spiritual bagi sebagian pengunjung, sembari menanti riset ilmiah yang bisa menguak tabir masa lalu situs tersebut secara lebih jelas dan akurat.
×
Berita Terbaru Update