-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Warga Dua Desa di Leles Cianjur Terpaksa Seberangi Sungai, Jembatan Gantung Rusak Parah

Jumat, 20 Juni 2025 | 23.40 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-20T16:40:58Z


Warga di dua desa di Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa harus menyeberangi Sungai Cisokan tanpa jembatan demi bisa sampai ke kota kecamatan. Hal itu dilakukan karena satu-satunya jembatan gantung penghubung antardesa kini rusak parah dan tidak lagi layak digunakan.

Jembatan gantung sepanjang 90 meter yang membentang di atas Sungai Cisokan itu sudah berdiri sejak 19 tahun lalu dan menjadi akses vital warga dalam menjalani aktivitas harian, mulai dari sekolah, bekerja, hingga membawa hasil pertanian ke kota. Namun, usia jembatan yang sudah tua membuat kondisinya kian mengkhawatirkan.

Camat Leles, Saidi Taba Hermansyah, membenarkan kondisi jembatan tersebut sudah sangat membahayakan.

“Kondisinya memang sudah sangat tidak layak untuk dilintasi, karena bantalan dan tali kawat untuk menopang beban jembatan sudah keropos dan sebagian ada yang putus,” ujar Saidi kepada wartawan, Kamis (19/6/2025).

Saidi menyebutkan, pihaknya akhirnya menutup akses jembatan tersebut untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, terlebih setelah terjadi insiden yang nyaris mencelakakan pengguna jalan.

“Ada pengendara motor yang bannya terperosok saat memaksa melintas pekan lalu. Untungnya tidak jatuh ke dasar sungai, hanya bannya saja yang terperosok. Pengendaranya selamat,” jelasnya.

Karena penutupan jembatan, warga kini terpaksa menggunakan jalur alternatif yang lebih jauh hingga lima kilometer. Meski aman, jalur ini memakan waktu lebih lama dan tidak seefisien jembatan yang biasa mereka gunakan.

“Jembatan ini akses utama warga untuk ke kota kecamatan, termasuk untuk menjual hasil pertanian. Sekarang jadi lebih berat,” imbuhnya.

Saidi mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cianjur untuk segera melakukan pembangunan jembatan baru.

“Ajuan sudah kami sampaikan dan pihak dinas juga sudah melakukan pengecekan ke lokasi. Harapan kami, pembangunan bisa segera dimulai agar aktivitas warga kembali normal,” katanya.

Kondisi ini tak hanya menyulitkan orang dewasa, tetapi juga para pelajar. Lastri (17), siswi asal salah satu desa terdampak, mengaku harus menyeberangi sungai demi bisa tiba di sekolah lebih cepat.

“Kalau lewat jalan alternatif bisa telat. Jadi saya pilih seberangi sungai tadi pagi, ditemani kakak. Untung debit air sedang kecil,” ujarnya.

Lastri berharap pemerintah bisa segera memperbaiki dan membangun jembatan baru yang aman.

“Semoga segera dibangun jembatan yang lebih kuat dan aman, biar kami enggak perlu nekat seperti ini setiap hari,” harapnya.
×
Berita Terbaru Update