-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Keutamaan Bulan Muharram: Syahrullah, Bulan yang Dimuliakan Allah

Minggu, 06 Juli 2025 | 11.50 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-06T04:51:13Z
Bulan Muharram adalah salah satu bulan paling istimewa dalam Islam. Selain menandai awal tahun Hijriyah, bulan ini memiliki banyak keutamaan yang jarang ditemukan di bulan-bulan lain. Dalam hadis dan literatur klasik Islam, Muharram disebut sebagai Syahrullah—bulan Allah—yang menunjukkan betapa tingginya kemuliaan bulan ini dalam pandangan syariat.

Termasuk Bulan Haram

Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram (bulan suci) dalam Islam, bersama dengan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.”
(QS. At-Taubah: 36)

Disebut "haram" bukan karena bulan ini dilarang, melainkan karena kemuliaannya sangat tinggi, sehingga Allah melarang umat Islam melakukan pertumpahan darah dan kezaliman selama bulan ini. Para ulama menjelaskan bahwa amal baik dilipatgandakan pahalanya di bulan ini, begitu pula dosa dan kezaliman diperberat perhitungannya.

Disebut sebagai “Syahrullah” (Bulan Allah)

Satu-satunya bulan yang secara eksplisit disebut sebagai milik Allah adalah Muharram. Hal ini terdapat dalam hadis sahih:

“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.”
(HR. Muslim)

Penyandaran nama bulan ini kepada Allah (Syahrullah) menunjukkan bahwa bulan ini memiliki derajat spiritual yang sangat tinggi. Karena itu, amalan ibadah yang dilakukan di bulan ini sangat dicintai oleh Allah SWT.

Puasa Sunah yang Sangat Dianjurkan

Bulan Muharram menjadi momen terbaik untuk menunaikan puasa sunah, terutama pada tanggal 10 Muharram, yang dikenal sebagai Hari Asyura.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Puasa pada hari Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim)

Untuk membedakan dengan praktik puasa yang dilakukan kaum Yahudi (yang juga berpuasa di hari Asyura), Rasulullah ﷺ menganjurkan umat Islam untuk menambahkan puasa di tanggal 9 (Tasu’a), bahkan sebagian ulama juga menyarankan untuk menambahkan tanggal 11 Muharram sebagai bentuk kehati-hatian.

Jadwal Puasa Sunah Muharram 1447 H (Tahun 2025 M):

Tasu’a: Sabtu, 15 Juli 2025 (9 Muharram)

Asyura: Ahad, 16 Juli 2025 (10 Muharram)

Puasa tambahan: Senin, 17 Juli 2025 (11 Muharram)

Sejarah Hari Asyura

Hari Asyura tidak hanya lekat dengan puasa, tapi juga menyimpan banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam, di antaranya:

Hari di mana Nabi Musa dan Bani Israil diselamatkan dari kejaran Fir’aun.

Hari diterimanya taubat Nabi Adam AS.

Hari di mana kapal Nabi Nuh AS mendarat setelah banjir besar.

Hari gugurnya cucu Nabi, Sayyidina Husain bin Ali RA dalam peristiwa Karbala—yang menjadi pelajaran penting tentang keteguhan iman dan perjuangan menegakkan kebenaran.

Amalan-Amalan Utama di Bulan Muharram

Berikut adalah amalan yang dianjurkan selama bulan Muharram:

1. Puasa sunah (Tasu’a, Asyura, dan 11 Muharram)

2. Memperbanyak dzikir, istighfar, dan membaca Al-Qur’an

3. Sedekah dan membantu sesama

4. Menjaga silaturahmi dan menyebarkan kebaikan

5. Muhasabah diri dan membuat resolusi kebaikan

Waspadai Praktik yang Tidak Sesuai Syariat

Sebagian umat Islam mungkin masih terjebak dalam praktik-praktik seperti meratap, melukai diri, atau mengadakan ritual duka secara berlebihan pada Hari Asyura. Praktik ini tidak sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan justru bertentangan dengan semangat Islam yang mengajarkan kesabaran dan tawakal dalam menghadapi ujian hidup.

Para ulama menekankan agar umat Islam memaknai Hari Asyura sebagai hari ibadah, syukur, dan keteladanan, bukan kesedihan yang berlebihan.

Muharram, Momentum Hijrah dan Perubahan Diri

Masuknya bulan Muharram adalah awal tahun baru Hijriyah—saat yang tepat untuk melakukan evaluasi spiritual dan memulai langkah baru dalam hidup yang lebih baik. Seperti halnya hijrah Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah, kita pun diajak untuk berhijrah dari keburukan menuju kebaikan, dari lalai menjadi taat, dari maksiat menuju ibadah.

Penutup

Keutamaan bulan Muharram bukan hanya terletak pada angka-angka kalendernya, tapi pada makna spiritual yang terkandung di dalamnya. Muharram adalah saat yang tepat untuk memulai lembaran baru dengan memperbanyak ibadah, introspeksi, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menghargai kemuliaan bulan ini, serta mengisinya dengan amalan yang berpahala dan mendekatkan diri kepada-Nya.
×
Berita Terbaru Update