Sejumlah atlet paralimpik atau atlet penyandang disabilitas asal Kabupaten Cianjur terpaksa memilih pindah ke daerah lain di Jawa Barat. Mereka mengaku tergiur dengan tawaran insentif hingga bonus besar yang dijanjikan jika berhasil meraih prestasi di berbagai ajang kompetisi.
Ketua Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPCI) Kabupaten Cianjur, Asep Hermawan, mengungkapkan sejak dua tahun terakhir sudah ada empat atlet paralimpik yang resmi meninggalkan Cianjur dan memperkuat daerah lain.
“Sudah empat yang pindah, karena ditawari insentif dan bonus besar,” kata Asep, Senin (25/8/2025).
Menurutnya, kondisi kesejahteraan atlet paralimpik di Cianjur memang masih jauh dari kata layak. Insentif yang diberikan tidak sebanding dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan, bonus prestasi kerap tak diterima meskipun atlet berhasil meraih medali.
“Apalagi bonus. Sering kali tidak dapat meskipun atlet Cianjur berprestasi. Padahal ada yang sampai raih medali di tingkat nasional,” ungkapnya.
Asep menambahkan pihaknya telah melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur. Ia berharap, mulai tahun depan, perhatian terhadap atlet paralimpik benar-benar ditingkatkan agar 35 atlet lainnya yang masih bertahan tidak tergoda untuk pindah.
“Katanya di tahun depan akan di-support. Semoga saja benar, sehingga kami merasa diakui tidak seperti anak tiri. Dengan begitu, 35 atlet yang saat ini masih bertahan tidak tergiur untuk pindah daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disdikpora Cianjur, Dera Firman Fachruzi, menegaskan Pemkab akan berupaya mempertahankan atlet-atlet paralimpik yang masih menjadi aset daerah. Bahkan, pihaknya juga akan mendata kembali atlet yang sudah pindah untuk diajak pulang memperkuat Cianjur.
“Pemkab akan mengupayakan berbagai cara agar atlet tetap menjadi perwakilan Cianjur di berbagai ajang kompetisi. Termasuk atlet yang sudah pindah pun akan kami data dan upayakan ajak kembali untuk mewakili Cianjur,” pungkasnya.