![]() |
ilustrasi gelombang air laut |
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, mengatakan gelombang tinggi diprediksi masih akan melanda perairan selatan Cianjur hingga pertengahan Agustus. Masyarakat, khususnya para nelayan, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Petugas dan sukarelawan dibantu aparat setempat melakukan patroli bersama menyusuri pantai selatan guna mengantisipasi berbagai hal, termasuk kecelakaan laut akibat gelombang tinggi. Kami meminta warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan,” ujarnya, Senin (11/8/2025).
BPBD mencatat, dalam sepekan terakhir, puluhan perahu nelayan tenggelam akibat hantaman ombak besar. Empat di antaranya hilang tersapu gelombang. Selain itu, hempasan ombak juga merusak sejumlah warung dan area hutan cemara di Pantai Apra.
Meski tidak ada penutupan destinasi wisata, Asep meminta wisatawan agar tidak mendekati bibir pantai.
“Kami minta pengelola wisata untuk mengimbau pengunjung supaya tidak bermain atau berenang di pantai. Gelombang tinggi bisa datang tiba-tiba dan membahayakan keselamatan,” tegasnya.
Sementara itu, Camat Sindangbarang, Ai Poetra, menjelaskan bahwa gelombang tinggi kali ini tidak menyebabkan abrasi atau banjir rob. Namun, ketinggian ombak yang mencapai tiga meter sempat menerjang hingga ke daratan dan merusak hutan serta beberapa warung di pinggir pantai.
“Sepanjang Pantai Apra tidak diperbolehkan berenang. Kami menempatkan petugas untuk melakukan pengawasan bersama tim gabungan. Wisatawan diimbau tidak bermain di pinggir pantai karena berisiko terbawa ombak,” jelas Ai.
Pihak kecamatan dan BPBD mengimbau masyarakat pesisir, nelayan, dan wisatawan untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG, mengingat potensi gelombang tinggi masih cukup besar dalam beberapa hari ke depan.