Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Peristiwa terbaru dilaporkan pada Rabu (24/9/2025), hanya dua hari setelah kasus serupa terjadi pada Senin (22/9/2025).
Menurut laporan akun @infobdgbaratcimahi, jumlah total korban keracunan hingga saat ini telah mencapai 631 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai SD, MTs, SMP, hingga SMK. Puluhan ambulans terus bergantian mengevakuasi para korban dari sejumlah sekolah di wilayah Cipongkor.
Kasus Sebelumnya: 369 Korban
Dalam kasus yang dilaporkan sebelumnya pada Selasa (23/9/2025), Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, membenarkan jumlah korban mencapai 369 siswa. Dari angka tersebut, 112 orang masih menjalani perawatan, sementara 257 orang lainnya diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik.
Rincian korban yang dirawat saat itu antara lain:
2 orang di Poned Puskesmas Cipongkor
15 orang di Posko Kecamatan Cipongkor
29 orang di RSUD Cililin
44 orang di RS Permata
22 orang di RSIA Anugrah
“Prioritas utama saat ini adalah penanganan medis bagi para korban. Tim juga sedang menelusuri sumber makanan yang diduga menjadi penyebab,” tegas Hendra kala itu.
Korban Bertambah Jadi 631 Orang
Hanya berselang satu hari, jumlah korban kembali bertambah signifikan. Hingga Rabu (24/9), total korban keracunan dilaporkan mencapai 631 siswa. Kondisi ini membuat fasilitas kesehatan di Cipongkor kewalahan, sehingga penanganan medis darurat masih dipusatkan di Puskesmas Cipongkor dan Posko Kecamatan Cipongkor.
Pihak kepolisian bersama dinas terkait kini memperluas penyelidikan untuk memastikan sumber makanan yang menjadi penyebab keracunan massal, mengingat kasus ini diduga kuat terkait dengan distribusi makanan dalam program MBG.
Sorotan Publik
Kasus berulang dalam waktu singkat ini memicu perhatian publik terhadap kualitas pengawasan dan distribusi program MBG di sekolah-sekolah. Banyak pihak mendesak pemerintah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh agar peristiwa serupa tidak kembali terulang.
Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian belum merinci perkembangan investigasi terbaru, namun menegaskan bahwa jumlah korban masih berpotensi bertambah seiring dengan laporan dari lapangan.