-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Lansia di Cilaku Cianjur Terpaksa Ditandu dengan Sarung dan Bambu Akibat Akses Jalan Sempit

Senin, 01 September 2025 | 17.23 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-02T10:24:15Z
Seorang lansia bernama H Karnudin (80) warga Kampung Bojonghuni, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, harus ditandu menggunakan sarung dan bambu sejauh ratusan meter menuju mobil ambulans. Kondisi itu terjadi karena akses jalan menuju rumahnya hanya berupa gang sempit yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

Dalam rekaman video berdurasi 22 detik yang beredar di media sosial, terlihat dua orang pria menandu sarung yang dikaitkan pada sebilah bambu. Di dalam sarung tersebut, H Karnudin yang sedang sakit parah dibawa dari rumahnya menuju jalan besar tempat ambulans menunggu.

Nura (28), salah seorang warga, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Jumat (29/8/2025) malam. Jarak dari rumah H Karnudin ke jalan besar mencapai sekitar 300 meter, sehingga warga terpaksa menandu karena lansia itu sudah tidak mampu berjalan ataupun sekadar duduk di atas sepeda motor.

“Beliau sakit cukup parah. Untuk berdiri saja tidak bisa, apalagi duduk di motor. Jadi harus ditandu sampai ke jalan besar,” ujar Nura, Senin (1/9/2025).

Menurut Nura, kondisi serupa sudah dialami warga setempat selama puluhan tahun. Akses jalan yang sempit membuat warga kesulitan ketika harus membawa pasien sakit, ibu melahirkan, maupun hasil pertanian.

“Sudah sering mengajukan pelebaran jalan dan pembuatan jembatan permanen, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Padahal warga sudah siap kalau tanah dan bangunannya dipakai untuk pelebaran jalan,” kata Nura.

Ia menambahkan, selain kesulitan membawa orang sakit, warga juga terkendala saat mengangkut hasil panen. Jalan yang ada memang bagus, namun tidak memungkinkan dilewati mobil. “Hasil panen biasanya dipanggul atau diangkut pakai motor, padahal kalau ada akses mobil akan lebih mudah,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Camat Cilaku Deni Widya Lesmana mengakui pihaknya sudah meninjau langsung lokasi. Ia menyebutkan jalan yang dimaksud memang berupa gang sempit, sehingga tidak bisa dilalui mobil.

“Memang jalannya gang. Jadi ambulans hanya bisa menunggu di jalan besar,” kata Deni.

Deni menjelaskan, pemerintah bersama warga pernah merencanakan pelebaran jalan. Namun, rencana itu terhambat karena ada pemilik lahan dan bangunan yang tidak bersedia menjual tanahnya.

“Warga sebenarnya sudah siap urunan untuk pembebasan tanah. Tapi karena ada satu titik pemiliknya enggan menjual, pelebaran jalan jadi sulit. Kalau hanya depan yang diperlebar tapi di tengah tetap sempit, hasilnya tetap tidak bisa dilalui mobil,” jelasnya.

Warga berharap pemerintah dapat segera mencari solusi terbaik agar akses jalan menuju kampung tersebut bisa dilewati kendaraan, sehingga peristiwa serupa tidak terulang kembali. 
×
Berita Terbaru Update