-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Timnas U23 Indonesia Gagal Lolos ke Piala Asia U23 2026, Vanenburg Soroti Faktor Fisik dan Kompetisi

Selasa, 09 September 2025 | 23.25 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-16T16:28:39Z


Harapan Timnas U23 Indonesia untuk melangkah ke putaran final Piala Asia U23 2026 pupus setelah menelan kekalahan tipis 0-1 dari Korea Selatan pada laga terakhir Grup J, Selasa (9/9/2025) malam di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.

Garuda Muda harus puas finis di posisi runner-up dengan raihan empat poin. Sayangnya, jumlah tersebut tidak cukup untuk masuk ke daftar empat runner-up terbaik yang berhak lolos ke putaran final. Sementara Korea Selatan memastikan tiket otomatis berkat status juara grup.
 
Gol Cepat Jadi Pembeda

Indonesia sebenarnya tampil agresif sejak menit awal. Peluang emas langsung tercipta lewat umpan silang Muhammad Rayhan Hannan pada menit pertama, namun gagal dimanfaatkan menjadi gol.

Justru Korea Selatan yang mampu unggul cepat di menit ke-6 melalui sepakan Hwang Do-yun. Gol tersebut menjadi satu-satunya yang tercipta sepanjang laga dan menentukan hasil akhir pertandingan.

Pelatih Timnas U23 Indonesia, Gerald Vanenburg, mengakui gol tersebut seharusnya bisa dicegah, meski juga ada faktor keberuntungan yang berpihak ke tim lawan.

“Ya, mungkin itu juga harus dari sisi peruntungan. Harusnya bisa ditangkap juga karena dari bolanya, kita jaga dengan baik. Tapi kembali lagi, evaluasi ke depan adalah pentingnya punya kompetisi tersendiri untuk anak-anak usia muda,” ujar Vanenburg usai pertandingan.
 
Fisik Jadi Masalah Utama

Menurut pelatih asal Belanda itu, faktor fisik menjadi kelemahan terbesar yang membuat Indonesia kesulitan bersaing.

“Dengan tim ini sulit karena secara fisik kita belum bagus. Padahal kita punya pemain berkualitas seperti Arkhan Fikri, Rayhan Hannan, Alan, dan Donny Tri. Kalau mereka berlatih di level tinggi, itu akan membawa ke level tinggi. Tapi kalau di klub tidak main, lalu sehari kemudian diliburkan, mustahil bisa meningkat,” jelas Vanenburg.

Ia menambahkan bahwa beberapa pemain mulai mengalami kram setelah menit ke-45 hingga 50. “Setelah 65 menit, saya pikir kami bisa menarik lima pemain. Apa yang bisa dilakukan? Secara kualitas kita punya pemain bagus, tapi fisiknya belum siap,” ungkapnya.
 
Perlu Kompetisi Berkesinambungan

Vanenburg menilai Korea Selatan bisa menjadi contoh bagaimana sebuah negara membangun tim kuat melalui sistem kompetisi yang berkesinambungan.

“Kalau kita melihat dari Korea, mereka memiliki kompetisi yang berjalan rutin. Setiap minggu pemain muda pasti bermain dengan jam terbang yang tinggi. Jadi itu yang diperlukan,” ucapnya.

Selain fisik dan kompetisi, Vanenburg juga menekankan pentingnya gaya bermain yang lebih kreatif. “Kalau sudah kesusahan menembus pertahanan lawan, memang harus lebih kreatif, lebih pintar dalam membuka ruang. Sayangnya beberapa kali kita malah memberi mereka kesempatan bermain, yang seharusnya tidak terjadi,” pungkasnya.
 
Perjuangan Tak Bisa Dipandang Remeh

Meski gagal lolos, Vanenburg menegaskan bahwa para pemain sudah berjuang maksimal. “Mereka sudah memberikan segala yang dimiliki. Jadi bukan soal semangat, tapi fisik yang memang masih kalah dari lawan,” tegasnya.

Dengan hasil ini, Indonesia harus menunda ambisinya untuk tampil di Piala Asia U23 2026. Evaluasi menyeluruh, khususnya terkait pengembangan fisik dan kompetisi pemain muda, menjadi pekerjaan rumah besar bagi sepak bola nasional.
×
Berita Terbaru Update