![]() |
| Foto: NU Online Jabar/Wandi Ruswannur |
Berdasarkan keterangan kepada NU Online Jabar, Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, Erna Yulia Soefihara, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen nyata Muslimat NU dalam mendukung program pemerintah daerah untuk memperkuat literasi gizi di tingkat keluarga.
“Kami ingin membantu masyarakat memahami pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang baik bagi anak-anak. Ini bukan sekadar penyuluhan, tapi gerakan membangun kesadaran bersama di tingkat akar rumput,” jelas Erna.
Menurut Erna, Muslimat NU terus memfokuskan penguatan peran kader di masyarakat agar mampu menjadi pendamping keluarga dalam menjaga kesehatan anak. Salah satu materi utama yang disampaikan adalah edukasi mengenai bahaya konsumsi kental manis bagi balita.
Menurut Erna, Muslimat NU terus memfokuskan penguatan peran kader di masyarakat agar mampu menjadi pendamping keluarga dalam menjaga kesehatan anak. Salah satu materi utama yang disampaikan adalah edukasi mengenai bahaya konsumsi kental manis bagi balita.
“Kandungan gula yang tinggi pada kental manis sangat tidak cocok untuk balita, apalagi jika digunakan untuk menggantikan susu sebagai sumber nutrisi utama. Kami percaya ibu-ibu memiliki peran strategis dalam mencegah stunting. Dengan membekali mereka pengetahuan gizi, kita bisa menciptakan perubahan nyata dimulai dari rumah masing-masing,” tambahnya.
Dalam kegiatan pembekalan, kader Muslimat NU Cianjur mengikuti sesi pelatihan komprehensif mengenai gizi anak, kesehatan keluarga, dan praktik lingkungan sehat. Para peserta juga melakukan kunjungan lapangan dan berdialog langsung dengan masyarakat di wilayah prioritas untuk melihat kondisi gizi balita.
Wakil Bupati Cianjur, Ramzi Geys Thebe, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Muslimat NU yang konsisten memperkuat peran kadernya di masyarakat. Ia menekankan pentingnya edukasi gizi dan meluruskan persepsi keliru mengenai konsumsi kental manis.
Dalam kegiatan pembekalan, kader Muslimat NU Cianjur mengikuti sesi pelatihan komprehensif mengenai gizi anak, kesehatan keluarga, dan praktik lingkungan sehat. Para peserta juga melakukan kunjungan lapangan dan berdialog langsung dengan masyarakat di wilayah prioritas untuk melihat kondisi gizi balita.
Wakil Bupati Cianjur, Ramzi Geys Thebe, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Muslimat NU yang konsisten memperkuat peran kadernya di masyarakat. Ia menekankan pentingnya edukasi gizi dan meluruskan persepsi keliru mengenai konsumsi kental manis.
“Lupakan pemahaman bahwa kental manis adalah susu, karena kadar gulanya yang sangat tinggi. Kalau terlalu sering diberikan kepada anak, naudzubillah min dzalik, kita khawatir akan berdampak buruk bagi masa depan mereka,” tegas Ramzi.
Ia menambahkan, makanan sehat tidak selalu identik dengan harga mahal. Menurutnya, orang tua dituntut lebih bijak dalam memilih asupan gizi bagi anak. “Justru bahan pangan lokal yang bergizi dan terjangkau bisa menjadi pilihan utama. Kuncinya adalah keseimbangan gizi dan pola konsumsi yang tepat,” imbuhnya.
Ketua Advokasi Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Yuli Suprianti, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, memaparkan temuan di lapangan.
Ia menambahkan, makanan sehat tidak selalu identik dengan harga mahal. Menurutnya, orang tua dituntut lebih bijak dalam memilih asupan gizi bagi anak. “Justru bahan pangan lokal yang bergizi dan terjangkau bisa menjadi pilihan utama. Kuncinya adalah keseimbangan gizi dan pola konsumsi yang tepat,” imbuhnya.
Ketua Advokasi Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Yuli Suprianti, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, memaparkan temuan di lapangan.
“Masih banyak masyarakat Cianjur yang keliru menganggap kental manis sebagai susu. Saat kunjungan, kami menemukan anak-anak yang minum 5–6 gelas kental manis per hari, dan sebagian terindikasi mengalami gangguan kesehatan,” ungkapnya.
Yuli berharap kolaborasi antara YAICI dan Muslimat NU dapat memberikan edukasi menyeluruh kepada masyarakat, terutama orang tua yang masih memberikan kental manis kepada balitanya.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, Muslimat NU, dan organisasi terkait, kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat upaya pencegahan stunting di Cianjur sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa pemenuhan gizi seimbang dan lingkungan sehat harus dimulai dari setiap keluarga.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, Muslimat NU, dan organisasi terkait, kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat upaya pencegahan stunting di Cianjur sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa pemenuhan gizi seimbang dan lingkungan sehat harus dimulai dari setiap keluarga.
