Cianjur, 12 November 2024 – Lima pelajar SMP di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dilarikan ke puskesmas setelah mengalami keracunan usai menyantap olahan jamur liar. Diduga, jamur yang mereka konsumsi berasal dari kawasan perbukitan dan ternyata mengandung racun.
Insiden ini bermula ketika kelima pelajar tersebut merencanakan kegiatan ‘ngaliwet’ atau makan bersama nasi liwet pada Minggu (10/11/2024). Untuk melengkapi hidangan, mereka mencari lauk-pauk di sekitar kebun dan perbukitan. Menurut Kepala Puskesmas Campaka, Tito Nurtansah, para pelajar ini menemukan jamur liar berwarna putih, yang disangka bisa dikonsumsi karena bentuknya mirip dengan jamur tiram. Tanpa diduga, jamur itu ternyata beracun.
“Dari keterangan para korban, mereka memang mencari lauk di kebun dan perbukitan. Saat menemukan jamur berwarna putih, mereka langsung mengolahnya menjadi lauk untuk nasi liwet,” kata Tito, Senin (11/11/2024). Jamur tersebut mereka goreng dan makan bersama. Namun, beberapa jam setelah mengkonsumsinya, kelima pelajar mulai merasakan gejala seperti pusing, mual, muntah, dan diare.
Awalnya, dua dari lima pelajar dibawa ke puskesmas karena gejala keracunan yang semakin parah. Tak lama kemudian, tiga pelajar lainnya juga menyusul mendapatkan perawatan setelah sebelumnya ditangani di bidan terdekat. “Kondisi mereka membaik setelah menjalani perawatan dan diinfus di Puskesmas Campaka. Beberapa korban sudah diperbolehkan pulang dan beristirahat di rumah pada siang harinya,” tambah Tito.
Menurut dugaan awal, kelima pelajar ini mengalami keracunan akibat mengkonsumsi jamur liar yang beracun. Pihak Puskesmas Campaka telah mengambil sampel jamur yang belum dimasak untuk dikirim ke laboratorium Dinas Kesehatan (Dinkes) di Bandung. Tujuannya adalah untuk memastikan jenis dan kandungan jamur tersebut, guna memverifikasi penyebab keracunan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Penyakit Dinkes Cianjur, Frida Laila Yahya, menyatakan bahwa kelima pelajar sudah dipulangkan dalam kondisi yang membaik, namun mereka tetap akan mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan selama beberapa hari ke depan. “Semua sudah pulang, tetapi akan ada pengawasan dari tenaga kesehatan di puskesmas terdekat untuk memastikan kondisi mereka pulih sepenuhnya,” jelas Frida, Selasa (12/11/2024).
Sebagai langkah antisipasi, Frida mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi jamur liar, terutama di musim penghujan yang menyebabkan banyak jamur tumbuh di berbagai tempat. "Warga diminta untuk tidak sembarangan mengambil dan memakan jamur liar tanpa memastikan apakah jamur tersebut aman untuk dikonsumsi," tuturnya.
Insiden ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih waspada dalam memilih bahan makanan yang diambil langsung dari alam, khususnya jamur, yang memiliki berbagai jenis dan tampilan yang menyerupai jamur konsumsi, tetapi bisa jadi beracun.