-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Sejarah Cianjur 30 : Mohamad Kosim / Mama Sabandar Tokoh Maenpo asal Pagaruyung

Kamis, 23 Januari 2025 | 23.02 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-23T16:02:22Z

 

Foto: Ilustrasi


Khazanah maepo atau amengan Cianjur dalam sejarahnya diwarnai pengaruh penca atau silat dari daerah lain, salah satunya yang dibawa Mama Kosim yang setelah menetap di kampung Sabandar disebut Mama Sabandar / Ama Sabandar. Mohammad Kosim dilahirkan tahun 1766 adalah pendekar kelahiran Pagaruyung Minangkabau Timur (Sumatra Barat), meninggal dalam usia 114 tahun di Wanayasa Purwakarta pada tahun 1880 oleh karenanya disebut juga Ama Wanayasa.


Muhammad Kosim asalnya menjadi bagian dari Istana Pagaruyung sebagai pelatih Silat, namun karena mengajarkan silat kepada warga bukan keturunan keraton, ia diusir dari Pagaruyung hingga nasibnya terlunta-lunta. Mohamad Kosim dalam pengembaraannya pernah singgah di Jakarta, hingga akhirnya tiba di Cianjur dikampung Sabandar Desa Karang Tengah.


Di kampung Sabandar ini, ia diajak kerja sebagai penjaga kebun kelapa dan penjaga kolam oleh seorang tukang kebun. Malah oleh tukang kebun ini Kosim dijadikan menantu dan diberikan pula kerja samibilan sebagai penjual kue. Mertua Kosim ini ternyata tukang kebun peengelola kebun dan kolam milik Rd. Haji Enoh Hoof Penghulu Cianjur.


Raden Haji Enoh yang saat itu sudah menjadi murid silat Mama Haji Ibrahim, akhirnya mengetahui bahwa Mama Kosim seorang ahli silat. Rd. Haji Enoh kemudian berguru silat kepada Mohammad Kosim dan membawanya ke kota Cianjur. Mama Sabandar menurut keterangan, sosoknya tinggi besar, telapak tangannya rubak (lebar) dan berdada bidang.


Pembawanya sabar, dan welas asih dalam mengajarkan silat kepada murid- muridnya. Setelah lama menetap di Cianjur, Mama Sabandar dibawa pindah oleh Mama Ajengan Cirata kedaerah Purwakarta untuk mengamankan wilayahnya dan mengajarkan silat. Di Purwakarta, Mama Kosiim tinggal didaerah Wanayasa hingga akhir hayatnya.


Saat tinggal di Cianjur, banyak keluarga keturunan Dalem yang berguru silat kepada Mama Sabandar, diantaranya yang sudah berguru kepada Mama Haji Ibrohim. Sesuai kondisi saat itu, tidak sembarang orang atau keluarga dapat berguru Maen Po malah untuk sekedar menonton latihan silat tidak diperbolehkan.


Namun lambat laun perkembangan Maen Po Cianjur dapat menyebar keberbagai daerah bahkan ke mancanegara yang berasal dari tokoh-tokoh silat yang pernah berguru kepada Mama Rd. Haji Ibrahim dan Mama Sabandar.


Sumber:

Cianjur dari Masa ke Masa ( Fakta Sejarah dan Cerita Rakyat ) | Yayasan Dalem Aria Cikondang Cianjur. 2020


Penyusun:

R. Luki Muharam, SST


Editor :

R. Pepet Djohar

Dr. Dadang Ahmad Fajar,

M.Ag Memet Muhammad Thohir

×
Berita Terbaru Update