Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menanam pohon di lahan kawasan Hibisc Fantasy Puncak yang akan dibongkar karena melanggar izin. (dok. Liputan6.com/Achmad Sudarno) |
Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi mengambil langkah tegas dengan membongkar kawasan wisata Hibics Fantasy atau yang kerap disebut sebagai Disney Land Puncak. Langkah ini dilakukan menyusul banjir besar yang melanda kawasan Puncak pada akhir pekan lalu setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa alih fungsi lahan di kawasan tersebut menjadi salah satu penyebab utama banjir. Air hujan tidak terserap dengan baik karena berkurangnya area resapan akibat pembangunan wisata yang melanggar izin penggunaan lahan.
Pelanggaran Izin dan Penyebab Pembongkaran
Pembongkaran Hibics Fantasy Puncak dilakukan pada 6 Maret 2025 setelah ditemukan pelanggaran serius dalam pengelolaan lahan. Izin yang diberikan hanya untuk 4.800 meter persegi, tetapi faktanya, area wisata tersebut berkembang hingga 15.000 meter persegi, jauh melebihi batas yang diizinkan.
Akibat perubahan fungsi lahan yang tidak terkendali, kawasan Puncak mengalami penurunan daya serap air, sehingga meningkatkan risiko bencana seperti banjir dan longsor. Pemerintah akhirnya bertindak cepat dengan membongkar seluruh bangunan ilegal yang berdiri di atas lahan tersebut.
Reforestasi: Langkah Nyata Pemulihan Lingkungan
Tak hanya melakukan pembongkaran, Gubernur Dedi Mulyadi juga memimpin program reforestasi sebagai bentuk pemulihan ekosistem. Dalam kunjungannya pasca pembongkaran, Dedi bersama para petani, aktivis lingkungan, dan masyarakat setempat melakukan penanaman 2.300 pohon di kawasan yang sebelumnya dipenuhi bangunan ilegal.
Di tengah hujan yang mengguyur, mereka bergotong royong menghijaukan kembali lahan yang telah mengalami degradasi. Program ini merupakan bagian dari upaya besar reforestasi dengan target 23.000 pohon yang akan ditanam di kawasan terdampak. Setiap hektare lahan akan ditanami 1.000 pohon guna mengembalikan daya serap tanah dan menjaga keseimbangan ekosistem hutan.
“Kita harus mengembalikan Puncak ke kondisi aslinya, agar air bisa terserap dengan baik dan mencegah bencana longsor serta banjir,” ujar Dedi Mulyadi di sela-sela kegiatan.
Masa Depan Puncak: Wisata Alam yang Lestari
Langkah tegas yang diambil pemerintah ini diharapkan dapat menjadi contoh dalam menjaga kelestarian alam. Dedi menegaskan bahwa kawasan Puncak tetap bisa menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi harus mengedepankan prinsip ramah lingkungan.
Pemerintah Jawa Barat berkomitmen untuk menindak tegas pelanggaran tata ruang tanpa mengorbankan keseimbangan alam. Dengan adanya reforestasi ini, masyarakat diharapkan bisa menikmati wisata yang lebih berkelanjutan tanpa mengancam kelestarian lingkungan.
“Penanaman pohon ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah tidak hanya menindak, tetapi juga memberikan solusi bagi pemulihan lingkungan,” pungkas Dedi.
Dengan langkah ini, diharapkan ekosistem Puncak dapat kembali terjaga, dan bencana lingkungan akibat alih fungsi lahan dapat diminimalisir.