Sebuah video yang memperlihatkan dugaan kekerasan terhadap balita saat proses khitan di sebuah klinik di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, viral di media sosial. Kejadian tersebut memicu kecaman publik setelah terlihat seorang petugas khitan memukul kepala balita saat proses sunat berlangsung.
Dalam video berdurasi 35 detik yang tersebar luas di berbagai platform, tampak seorang balita mengenakan kaos berwarna kuning sedang terbaring untuk dikhitan. Proses khitan berlangsung seperti biasa, hingga tiba-tiba tangan balita tersebut mengenai wajah petugas. Secara mengejutkan, petugas itu membalas dengan menampar atau memukul kepala sang anak.
Insiden tersebut dikonfirmasi oleh pemilik Rumah Khitan Dani Radiana yang berlokasi di Kampung Sindangsari, RT04/08, Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur. Dani membenarkan bahwa peristiwa itu terjadi di kliniknya pada Kamis, 8 Mei 2025 lalu. Ia menjelaskan bahwa sejak awal, anak tersebut sudah menunjukkan tanda-tanda ketakutan dan kerap berontak saat proses berlangsung.
"Kejadiannya pekan lalu. Orangtuanya datang dengan tujuan untuk mengkhitan anaknya. Sejak awal memang anak ini sering berontak," ujarnya, seperti dikutip dari Detik Jabar pada Kamis (15/5/2025).
Dani mengaku bahwa tindakan memukul kepala balita itu terjadi secara spontan dan merupakan bentuk kekhilafan yang dilakukan di luar kesadaran. Ia berdalih bahwa tindakan tersebut bukanlah bentuk kesengajaan.
"Itu khilafnya saya, spontanitas saya lakuin, bukan berarti atas dasar kesengajaan. Murni itu kekhilafan saya dan di bawah alam sadar. Refleks saja. Soalnya tindakan khitan itu butuh fokus tinggi, sedangkan anaknya terus bergerak," jelasnya.
Lebih lanjut, Dani menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan mediasi dengan keluarga balita. Ia mengaku langsung mendatangi rumah keluarga korban dua hari setelah kejadian untuk meminta maaf dan menjalin kesepakatan damai.
"Saya langsung datang ke rumahnya untuk klarifikasi dan minta maaf. Alhamdulillah sudah islah, bahkan disaksikan oleh pihak keluarga hingga Ketua RT," ungkapnya.
Namun, Dani mengaku terkejut dan bingung ketika video rekaman insiden itu kembali viral di media sosial meski proses mediasi sudah dilakukan. Ia menyatakan siap untuk melakukan mediasi ulang dan bertemu kembali dengan pihak keluarga jika diperlukan.
"Ketika sekarang rame lagi, ternyata videonya viral di media sosial. Tapi saya siap menempuh mediasi kedua. Saya akan temui keluarga lagi untuk klarifikasi secara terbuka," pungkasnya.
Menanggapi video yang viral tersebut, Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, membenarkan bahwa dalam video tersebut terlihat adanya tindakan kekerasan terhadap seorang anak saat akan menjalani operasi khitan.
"Kekerasan tersebut memang terjadi saat korban akan menjalani operasi khitan. Atas laporan itu kami pun langsung memintai keterangan saksi, keluarga korban, dan terlapor," kata Tono, dikutip dari Tribun Jabar, Kamis (15/5/2025).
Tono menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui bahwa proses khitan tidak disaksikan secara langsung oleh orangtua korban. Pihak rumah khitan hanya menyediakan monitor bagi keluarga untuk menyaksikan proses dari luar ruangan.
"Pengakuan terduga pelaku, dirinya memukul korban hanya sekali karena merasa kesal, sebab korban tidak bisa diam saat akan dilakukan operasi khitan," ungkapnya.
Meski demikian, Tono menyatakan bahwa kasus tersebut kini telah selesai melalui jalur mediasi. Kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan setelah pelaku mengakui kesalahan dan meminta maaf langsung kepada keluarga korban.
"Kasus itu berakhir mediasi dikarenakan pihak pelaku datang ke rumah korban dan mengakui kesalahan serta meminta maaf. Sehingga keluarga korban tidak mau memperpanjang permasalahan ini," pungkasnya.
Hingga saat ini, tidak ada proses hukum lanjutan yang dilakukan karena kesepakatan damai telah tercapai antara kedua belah pihak.