"Seba ka Nagri ku Seni, Seba ka Alam ku Rasa, Mupusti lain Migusti, Ngajaga Tetengger Budaya Nanggala."
Upacara dihadiri oleh perangkat desa, lembaga desa, tokoh masyarakat, karang taruna, pemuda-pemudi, siswa-siswi, serta warga Desa Nanggalamekar.
Dalam amanatnya, pembina upacara menyampaikan rasa syukur atas perjalanan Desa Nanggalamekar selama 43 tahun yang telah dilalui dengan penuh perjuangan, kebersamaan, dan semangat membangun desa.
Tema milangkala tahun ini, menurut pembina upacara, bukan sekadar untaian kata, tetapi mengandung makna mendalam:
"Seba ka Nagri ku Seni" berarti mengabdi pada negara melalui karya dan ekspresi seni serta pelestarian budaya lokal.
"Seba ka Alam ku Rasa" menekankan pentingnya menjaga alam dengan rasa hormat, hidup selaras dengan lingkungan.
"Mupusti lain Migusti" mengingatkan agar kita merawat budaya tanpa menjadi penguasa atasnya, melainkan tetap rendah hati.
"Ngajaga Tetengger Budaya Nanggala" adalah ajakan untuk menjaga jati diri, nilai, dan ciri khas masyarakat Nanggalamekar.
Pembina upacara juga menyampaikan tiga amanat penting:
- Kepada warga desa, agar terus bersatu, saling mendukung, dan meningkatkan partisipasi dalam pembangunan desa.
- Kepada generasi muda, agar tidak terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan jati diri, serta tetap mencintai dan menjaga budaya sendiri.
- Kepada aparat desa, agar senantiasa menjaga integritas dan melayani masyarakat dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.
“Dirgahayu Desa Nanggalamekar ke-43! Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, dan kebaikan kepada kita semua.”