Tangis dua orang ibu asal Kampung Kaum Kaler, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur pecah dalam sebuah video yang kini viral di media sosial. Dalam video yang pertama kali diunggah oleh akun Instagram asosiasi_pegiat_pemerhati_pmi, mereka memohon kepada pemerintah agar tidak menutup mata atas misteri kematian anak mereka, Evi Noviyanti, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi.
Evi Noviyanti, sebagaimana diceritakan oleh pendamping keluarga dari Asosiasi Pegiat Pemerhati Pekerja Migran Indonesia, ditemukan tak bernyawa di areal parkir sebuah rumah sakit di Arab Saudi pada tahun 2020. Tubuhnya dipenuhi lebam, namun hingga kini, lebih dari empat tahun berselang, tidak ada kejelasan mengenai pelaku, proses hukum, bahkan hak-hak yang seharusnya diterima oleh keluarga almarhumah.
"Jenazah Evi dikuburkan di Arab Saudi. Kami selaku pendamping keluarga sudah membuat seluruh dokumen yang diperlukan sesuai hukum di Mahkamah Saudi untuk menuntut hak umum dan hak khusus, tapi sampai detik ini tidak ada kabar. Kasus ini seperti dipeti-eskan,” kata pendamping keluarga kepada Teras Muda Cianjur via DM pada Sabtu (7/6/2025).
Yang membuat luka keluarga semakin dalam, adalah ketika alasan penundaan pengusutan kasus dikaitkan dengan ketidakhadiran anak almarhumah, Dian. Padahal, menurut pihak keluarga, ibu kandung Evi, Ai Rukiyah, masih ada dan terus menanti kabar keadilan dari negeri seberang.
Pihak pendamping juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap respon pemerintah. Meski mereka telah berulang kali meminta bantuan dari pemerintah daerah dan DPRD, tidak ada satu pun upaya nyata yang terlihat.
“Dalam surat dari Kementerian Luar Negeri sendiri disebutkan bahwa Evi Noviyanti adalah korban tindak kriminal. Tapi mengapa kasus ini dibiarkan?” katanya dengan nada getir.
Kemarahan dan kesedihan ini semakin tajam ketika pendamping membandingkan dengan penanganan kasus WNI yang menjadi tersangka di luar negeri.
“Kalau ada WNI tersandung masalah, seperti Susanti asal Subang yang terkena hukuman pancung, pemerintah begitu aktif melakukan pembelaan. Tapi ketika WNI jadi korban, justru seperti tak ada perhatian,” tambahnya.
Video yang memperlihatkan tangisan dan permintaan tolong dari dua ibu ini bukan hanya menjadi viral, tapi juga memunculkan kembali pertanyaan lama: Sejauh mana negara hadir melindungi warganya di luar negeri, terlebih mereka yang bekerja dan berjuang di sektor informal sebagai PMI?
Evi Noviyanti telah mengabdi dan bekerja di Arab Saudi selama 10 tahun. Tapi yang pulang bukanlah kabar bahagia atau kiriman untuk keluarga, melainkan duka dan ketidakadilan yang berkepanjangan.
Kini, dua orang ibu dari Ciranjang, mewakili suara banyak keluarga PMI lain di tanah air, terus mengetuk hati pemerintah. Mereka tidak menuntut apa-apa, hanya ingin satu hal: keadilan untuk anak mereka, dan kepastian bahwa negara tidak membiarkan warganya pergi begitu saja tanpa kepedulian.