-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Polairud Evakuasi 57 Perahu Nelayan di Pantai Jayanti Cianjur Akibat Gelombang Tinggi

Kamis, 07 Agustus 2025 | 20.41 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-08T08:41:31Z
Satuan Polisi Air dan Udara (Polairud) Polres Cianjur, Jawa Barat, mengevakuasi 57 perahu milik nelayan di Pantai Jayanti yang sebelumnya ditambatkan di tengah laut. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih parah akibat gelombang tinggi yang masih melanda wilayah pesisir selatan Cianjur.

Kasatpolairud Polres Cianjur, AKP Asep Machfud, Kamis (7/8/2025), mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi selama beberapa hari terakhir telah mengakibatkan 61 unit perahu tenggelam. Dari jumlah tersebut, 57 berhasil diselamatkan dan dibawa ke darat, sementara empat lainnya hilang terbawa arus gelombang tinggi.

“Hingga saat ini proses evakuasi perahu yang masih berada di tengah laut terus dilakukan. Hal ini untuk menghindari kerusakan atau tenggelamnya perahu akibat hantaman gelombang tinggi yang masih terjadi di pesisir selatan,” ujarnya.

Polairud bersama petugas gabungan dan relawan juga disiagakan di sepanjang garis pantai selatan untuk memberikan imbauan kepada masyarakat dan nelayan agar tidak melaut atau mendekati bibir pantai. Pengawasan akan diperketat, terutama pada akhir pekan, dengan melibatkan aparat desa dan kecamatan untuk mengantisipasi tingginya kunjungan wisatawan.

“Meski kondisi pelabuhan sudah kembali normal, kami tetap menyiagakan petugas gabungan untuk mengimbau nelayan agar sementara waktu tidak melaut, dan wisatawan tidak bermain air apalagi berenang di pantai,” kata Asep.

Selain itu, pemilik perahu diminta untuk secara mandiri atau bergotong-royong mendaratkan perahunya, demi menghindari kerugian yang lebih besar sambil menunggu cuaca kembali bersahabat.

Sementara itu, Humas Rukun Nelayan (RN) Pantai Jayanti, Wawas Samantri, menjelaskan sebagian besar nelayan terpaksa menambatkan perahu di laut terbuka karena keterbatasan kapasitas kolam labuh atau dermaga Jayanti yang hanya mampu menampung sekitar 300 unit dari total lebih dari 1.000 perahu nelayan yang terdata.

“Ketika cuaca buruk datang, tali pengikat perahu sering kali tidak kuat menahan hantaman gelombang. Akibatnya, banyak perahu yang tenggelam dan hanyut, termasuk empat yang hingga kini hilang,” ungkap Wawas.

Ia menambahkan, kerugian yang dialami para nelayan akibat insiden ini mencapai ratusan juta rupiah. Hingga kini, belum ada bantuan yang diterima dari pemerintah, sehingga seluruh biaya perbaikan ditanggung oleh pemilik perahu masing-masing.
×
Berita Terbaru Update