-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Kondisi Memprihatinkan SDN Ciawitali: Siswa Belajar di Bawah Atap Terpal

Minggu, 14 September 2025 | 22.57 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-15T00:58:03Z
Kondisi SDN Ciawitali di Kampung Ciawitali, Desa Bojongkaso, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memprihatinkan. Sejak bangunan sekolah ambruk pada 2024, para siswa terpaksa menempuh pembelajaran di ruang darurat yang beratapkan terpal dan berdinding bambu.

Wakil Ketua Bidang Pendidikan, Riset, dan Teknologi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Cianjur, Endang Sutanto, mengatakan seluruh ruang kelas SDN Ciawitali sudah tidak bisa dipakai sejak tahun lalu. Akibatnya, siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 digabung dalam satu ruangan darurat dengan fasilitas yang sangat terbatas.

“Tidak ada satu pun ruang kelas yang layak dipakai. Anak-anak belajar di bawah terpal yang panas saat siang dan bocor ketika hujan. Kalau hujan ya kehujanan, kalau panas ya kepanasan karena terpal itu sudah panas kalau kena sinar matahari. Bahkan, kalau hujannya deras sejak malam, biasanya besoknya dipastikan libur karena becek dan bocor,” ujar Endang seperti dikutip Teras Muda Cianjur dari Cianjur Ekspres, Minggu (14/9/2025).

Endang menambahkan, jumlah siswa di sekolah itu terus menurun, dari 30 orang pada 2024 menjadi hanya 15 orang tahun ini. Penurunan ini bukan karena berkurangnya minat belajar, tetapi banyak orang tua yang memilih memindahkan anaknya ke sekolah lain yang lebih layak.

“Sekarang yang daftar kelas 1 cuma satu orang saja. Guru di SD ini pun hanya dua orang. Pemerintah sering berdalih jumlah siswanya sedikit, padahal faktanya siswa berkurang karena sekolahnya tidak layak. Pendidikan itu hak semua warga, bukan hadiah dari pemerintah. Jadi apapun alasannya, harus dipenuhi,” jelasnya.

Beberapa waktu lalu, SDN Ciawitali dimerger dengan SDN Budi Setra yang jaraknya cukup jauh. Namun, kebijakan itu dinilai tidak menjadi solusi karena kegiatan belajar tetap berlangsung di bangunan lama yang rusak dan darurat.

“Statusnya sekarang kelas jauh dari SDN Budi Setra, tapi kenyataannya anak-anak tetap belajar di bangunan ambruk dengan terpal. Jadi merger bukan solusi. Kami mendorong agar status SDN Ciawitali dikembalikan, lalu dibangunkan fasilitas yang layak,” imbuh Endang.

Bahkan, beberapa siswa terpaksa dipindahkan oleh orang tuanya hingga ke wilayah Sukabumi demi bisa mendapatkan pendidikan. Akses menuju sekolah tersebut pun disebut sangat rawan, terutama saat musim hujan.

“Beberapa siswa di sini dipindahkan sekolahnya ke wilayah Sukabumi. Aksesnya pun sangat rawan, anak-anak harus menyeberang rakit atau jembatan demi bisa sekolah,” tutur Endang.

Endang berharap pemerintah segera merespon, terutama sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan berat seperti SDN Ciawitali. “Pendidikan itu hak semua warga, bukan hadiah dari pemerintah. Jadi apapun alasannya, harus dipenuhi,” pungkasnya.
×
Berita Terbaru Update