Melansir Cianjur Ekspres, jasad korban pertama kali diketahui oleh kakak perempuannya yang tinggal satu rumah. Saat itu, ia curiga setelah mencium aroma busuk yang semula dikira bangkai kucing.
“Kata kakak korban yang menemukan pertama kali, setelah dia mengecek ke setiap ruangan, ternyata bau berasal dari dapur. Di situ terlihat korban sudah meninggal, posisinya seperti sedang hendak makan karena ada nasi goreng di meja, dan kompornya juga gosong,” ujar Didin Syamsudin (64), warga sekitar, kepada Cianjur Ekspres.
Didin menduga, korban sudah meninggal sejak Sabtu (6/9/2025) malam. “Sepertinya bukan hari ini meninggalnya, karena sudah kaku dan bau busuk,” katanya.
Ia menambahkan, korban sempat mengalami tekanan batin setelah bercerai dengan istrinya. Sejak itu, hubungan korban dengan anak-anaknya yang tinggal di Bandung pun jarang terjalin.
“Almarhum sempat cerita soal kondisinya. Saya menduga dia depresi, tapi tentu penyebab pastinya saya tidak tahu. Padahal orangnya baik, ramah, sering ke masjid, dan masih sempat menyapa warga tiga hari lalu,” ucap Didin.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Cianjur, Ipda Radhika, membenarkan adanya penemuan tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, korban diduga meninggal akibat faktor kesehatan.
“Di lokasi terlihat kompor masih menyala dan gosong. Korban juga memiliki riwayat penyakit darah tinggi serta pernah menjalani operasi akibat pendarahan di kepala. Jadi kemungkinan besar meninggal karena faktor kesehatan,” jelas Radhika saat dihubungi Cianjur Ekspres.
Ia menambahkan, korban sudah lama tinggal bersama kakak kandungnya, sementara anak-anaknya ikut bersama mantan istrinya di Bandung.
“Jenazah sudah dibawa ke kamar mayat RSUD Sayang Cianjur untuk pemeriksaan lebih lanjut,” pungkasnya.
