Kapolsek Cugenang, Kompol Usep Nurdin, mengungkapkan terdapat 36 siswa yang mengalami gejala mual, pusing, hingga muntah. Mereka terdiri dari 19 siswa SDN Salakawung dan 17 siswa SMP Budi Luhur.
“Sebagian besar bisa ditangani di sekolah oleh tenaga medis, namun lima orang harus dirawat di Puskesmas Cugenang,” ujar Usep saat ditemui di Puskesmas Cugenang.
Dari pemeriksaan awal, lanjut Usep, terdapat dua menu MBG yang diduga menjadi penyebab munculnya gejala keracunan, yakni nasi goreng dan telur bercampur saus.
“Ini harus dipertanyakan terkait kelayakan gizinya, apakah benar sesuai standar makanan bergizi atau tidak. Karena itu kami perlu mendalami,” tegasnya.
Polsek Cugenang telah memanggil pihak penyedia MBG untuk dimintai keterangan. Namun, Usep menegaskan penyelidikan masih berjalan dan belum dapat dipastikan apakah penyebab keracunan benar berasal dari menu MBG atau faktor lain.
Penanganan Medis
Kepala Puskesmas Cugenang, Alit Sulastri, menyampaikan lima siswa sempat dirawat intensif. Mereka terdiri dari empat siswa SDN Salakawung dan satu siswa SMP Budi Luhur.
“Dua siswa dari SDN Salakawung sudah pulang, begitu juga satu siswa dari SMP Budi Luhur. Dua siswa lainnya masih dalam perawatan. Sisanya ditangani langsung di lokasi,” terang Alit.
Pihak Puskesmas juga telah mengambil sampel makanan yang kemudian akan diteliti lebih lanjut oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur.
“Penyebab pastinya nanti akan ditentukan oleh tim kesehatan Dinkes. Kami hanya memastikan penanganan cepat terhadap para siswa yang terdampak,” tambahnya.
Kasus dugaan keracunan akibat program MBG ini menambah daftar insiden serupa yang sebelumnya juga terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Cianjur. Hingga kini, masyarakat menanti hasil investigasi Dinkes dan kepolisian terkait kepastian penyebab insiden di Cugenang.