-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Solidaritas Palestina dalam Cahaya Hadis Nabi Muhammad Saw

Senin, 29 September 2025 | 09.26 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-29T04:10:58Z
Konflik berkepanjangan yang menimpa Palestina bukan lagi sekadar persoalan politik internasional. Ia telah menjadi luka kemanusiaan, sekaligus ujian keimanan bagi umat Islam. Di setiap berita yang datang dari Gaza, di balik reruntuhan bangunan, tangisan anak-anak, dan derita keluarga yang tercerabut dari tanahnya, kita menemukan cermin: seberapa dalam sebenarnya kita memahami ajaran Nabi Muhammad ﷺ tentang ukhuwah, tolong-menolong, dan melawan kezaliman.

Dalam situasi yang penuh duka ini, penting bagi kita untuk kembali menengok sabda-sabda Rasulullah ﷺ. Bukan hanya sebagai pengingat spiritual, tetapi juga sebagai pedoman sikap. Hadis-hadis beliau memandu kita bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap di tengah penderitaan saudaranya.

Satu Tubuh, Satu Rasa Sakit

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dan demam."
(HR. Muslim)

Hadis ini mengajarkan bahwa umat Islam ibarat satu tubuh besar. Luka di Gaza sejatinya adalah luka kita semua. Namun, ironinya, sering kali kita lebih sibuk dengan urusan pribadi atau lokal, seolah penderitaan Palestina jauh dan tidak menyentuh kehidupan kita. Padahal, keimanan tidak mengenal batas geografis.

Solidaritas terhadap Palestina adalah wujud nyata dari perasaan sebagai satu tubuh umat. Diam dan tak peduli berarti mengingkari rasa sakit itu.

Melapangkan Kesusahan, Jalan Menuju Cahaya

Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat."
(HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa menolong sesama bukan hanya kebaikan sosial, tetapi juga investasi akhirat. Setiap rupiah yang kita donasikan, setiap doa yang kita panjatkan, bahkan setiap kali kita menyuarakan kebenaran tentang Palestina di media sosial, semuanya tercatat sebagai bagian dari melapangkan kesusahan saudara kita.

Pertanyaannya, sudahkah kita berkontribusi? Atau justru kita membiarkan kesusahan itu semakin berat karena sikap acuh dan diam?

Melawan Kezaliman adalah Pertolongan

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

"Tolonglah saudaramu, baik ia yang berbuat zalim maupun yang dizalimi."
Para sahabat bertanya: “Kami menolong yang dizalimi, lalu bagaimana menolong yang berbuat zalim?”
Beliau menjawab: “Engkau mencegahnya dari perbuatan zalim, itulah bentuk pertolongan untuknya.”
(HR. Bukhari)

Di sini, Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa membiarkan kezaliman terus berlangsung bukanlah pilihan. Diam terhadap ketidakadilan berarti membiarkan pelaku zalim semakin jauh dari kebenaran.

Dalam konteks Palestina, menolong berarti bukan hanya menyantuni korban, tetapi juga menyuarakan penolakan terhadap penjajahan dan penindasan. Kita mungkin tidak bisa mengangkat senjata, tetapi kita bisa mengangkat suara. Kita bisa menjadi saksi yang tidak membiarkan kebohongan menguasai narasi.

Al-Aqsa, Simbol Iman dan Peradaban

Nabi ﷺ bersabda:

"Tidaklah seseorang bersiap-siap untuk bepergian kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsa."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Masjid Al-Aqsa adalah simbol keimanan, kebanggaan, dan peradaban Islam. Ia adalah kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra’ Mi’raj Nabi ﷺ. Membela Palestina sejatinya bukan sekadar isu politik, melainkan menjaga kehormatan masjid yang dimuliakan.

Al-Aqsa adalah simbol bahwa umat Islam tidak boleh kehilangan identitas dan warisan spiritualnya. Ketika tanahnya dirampas, kita pun kehilangan bagian dari sejarah iman kita.

Sesama Muslim adalah Saudara

Hadis lain mengingatkan:

"Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhalimi dan tidak boleh menyerahkannya (kepada musuh)."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini adalah cermin yang menohok. Seorang muslim tidak boleh membiarkan saudaranya teraniaya. Namun kenyataannya, dunia sering kali menutup mata terhadap Palestina. Bahkan sebagian umat Islam sendiri larut dalam perpecahan, sehingga melupakan kewajiban menolong saudaranya.

Padahal, membela Palestina adalah bukti keimanan. Bukan semata karena mereka bangsa Arab atau karena ikatan tanah suci, tetapi karena mereka adalah saudara seiman yang sedang dizalimi.

Penutup: Menjadi Bagian dari Sejarah

Hadis-hadis Nabi ﷺ bukan hanya teks kuno yang dihafal dalam kitab. Ia adalah petunjuk hidup yang selalu relevan, termasuk untuk persoalan Palestina hari ini.

Solidaritas terhadap Palestina adalah ujian apakah kita benar-benar memahami sabda Nabi ﷺ. Apakah kita peka terhadap rasa sakit satu tubuh umat? Apakah kita siap melapangkan kesusahan? Apakah kita berani melawan kezaliman?

Kita mungkin tidak bisa berada di Gaza secara fisik, tetapi kita bisa hadir lewat doa, donasi, suara, dan aksi nyata. Setiap langkah kecil kita adalah bagian dari sejarah panjang perjuangan Palestina.

Dan mungkin, kelak di hadapan Allah, yang menyelamatkan kita bukanlah tumpukan amal pribadi, melainkan satu doa tulus yang pernah kita panjatkan untuk saudara-saudara kita di Palestina. 
×
Berita Terbaru Update