-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Pergeseran Tanah di Sukaresmi, Dua Rumah Rusak Berat dan 91 Rumah Terancam

Selasa, 04 November 2025 | 00.29 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-04T17:34:49Z
Foto: ANTARA/Ahmad Fikri

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengerahkan tim ke Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, untuk melakukan pendataan dan pemantauan pasca terjadinya pergeseran tanah yang mengancam permukiman warga. Berdasarkan laporan sementara, dua rumah dilaporkan rusak berat dan 91 rumah lainnya terancam terdampak.

Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Sudrajat, mengatakan bahwa dua kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mereka kini menumpang di rumah sanak saudara untuk menghindari risiko lebih besar.

“Kami masih menunggu data pasti dari tim yang sudah dikirim ke lapangan untuk melakukan pendataan di Kampung Cibuntu, Desa Cibanteng, yang mengalami pergeseran tanah. Data sementara, dua KK mengungsi karena rumah mereka rusak,” ujar Asep, Selasa (4/11/2025).

Ia menambahkan, cuaca ekstrem yang masih melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Cianjur menjadi pemicu meningkatnya potensi bencana alam seperti angin puting beliung, pohon tumbang, longsor, serta pergeseran tanah. Karena itu, BPBD Cianjur menyiagakan petugas dan relawan untuk melakukan pengawasan harian di wilayah utara hingga selatan.

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada, terutama di wilayah rawan bencana. Tim kami selalu siaga untuk melakukan evakuasi cepat jika situasi memburuk,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cibanteng, Muryani, menjelaskan bahwa tanda-tanda pergeseran tanah sudah terlihat sejak sepekan terakhir. Namun, dalam dua hari terakhir kondisi tanah semakin bergerak dan meluas, menyebabkan dua rumah warga rusak berat serta puluhan rumah lainnya mengalami retakan di dinding dan lantai.

“Dua rumah rusak berat milik Warsa dan Imas. Dinding serta lantai rumah mereka retak cukup parah, sehingga penghuni terpaksa mengungsi,” ungkap Muryani.

Selain merusak pemukiman, pergeseran tanah juga menyebabkan kerusakan pada jalan desa sepanjang 20 meter. Jalan yang sebelumnya dicor beton kini mulai terkikis dan terancam amblas akibat pergeseran tanah di bawahnya.

Menurut Muryani, seluruh wilayah Desa Cibanteng memang berada di kawasan rawan pergerakan tanah dan longsor. Karena itu, pemerintah desa terus mengimbau warga agar selalu waspada, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi dan durasi lama.

“Kami meminta warga untuk segera mengungsi jika melihat tanda-tanda tanah terus bergerak. Keselamatan warga menjadi prioritas utama,” tegasnya.

BPBD Cianjur juga berencana melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk langkah antisipatif dan mitigasi bencana jangka panjang di kawasan rawan seperti Cibanteng, agar peristiwa serupa tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerugian lebih besar di kemudian hari.



×
Berita Terbaru Update