-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Gerhana Bulan Total 7 - 8 September 2025: Fenomena Langka dan Anjuran Islam

Minggu, 07 September 2025 | 21.17 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-07T18:18:18Z
Fenomena alam langka akan kembali menghiasi langit Indonesia pada Ahad malam hingga Senin dini hari, 7–8 September 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa masyarakat di hampir seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan gerhana bulan total atau khusuf al-qamar dalam istilah bahasa Arab.

Gerhana bulan total ini akan berlangsung cukup lama, dimulai dengan fase penumbra hingga berakhir sekitar lima jam kemudian. Peristiwa ini bukan hanya menjadi tontonan alam yang menakjubkan, tetapi juga menjadi momentum ibadah bagi umat Islam dengan menunaikan shalat sunnah gerhana (shalat khusuf).

Jadwal Gerhana Bulan Total 7 September 2025

BMKG menjelaskan bahwa fase gerhana bulan akan terbagi menjadi beberapa tahap:

22.28 WIB – awal gerhana penumbra.
23.27 WIB – gerhana bulan sebagian mulai terlihat, bulan memerah di bagian atas kiri.
00.30 WIB – puncak gerhana total, bulan berubah merah sempurna.
01.52 WIB – gerhana total berakhir.
02.56 WIB – gerhana bulan sebagian selesai.
03.55 WIB – fase penumbra berakhir.

Untuk wilayah Indonesia bagian tengah (WITA), jadwalnya dimulai pukul 23.56 WITA (fase penumbra) hingga 04.56 WITA. Sementara itu, puncak gerhana total diperkirakan pada 02.11 WITA.

Fenomena ini bisa disaksikan dengan mata telanjang tanpa perlu alat bantu khusus. Meski begitu, menggunakan teleskop atau kacamata khusus akan memperlihatkan detail gerhana dengan lebih jelas.

Gerhana Bulan dalam Islam: Khusuf al-Qamar

Dalam Islam, gerhana bulan disebut خسوف القمر (Khusuf al-Qamar). Rasulullah SAW menegaskan bahwa gerhana bukanlah pertanda kematian atau kelahiran seseorang, melainkan salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, ketika gerhana terjadi, umat Islam dianjurkan untuk shalat khusuf, berdoa, beristighfar, dan memperbanyak amal kebaikan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
(QS Fuṣṣilat [41]: 37)

Artinya:
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Maka janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan semuanya itu, jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya menyembah.”

Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
(HR Bukhari no. 982)

Artinya:
“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena matinya seseorang. Maka apabila kalian melihatnya, dirikanlah shalat dan berdoalah hingga selesai gerhana yang terjadi pada kalian.”

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan (Shalat Khusuf)

Para ulama fikih menyepakati bahwa hukum shalat khusuf adalah sunnah muakkadah. Berikut tata cara ringkasnya:

1. Niat shalat khusuf dua rakaat.

نَوَيْتُ أُصَلِّي سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

2. Takbiratul ihram dilanjutkan membaca doa iftitah.

3. Membaca Al-Fatihah lalu surat panjang dengan suara jahar (lantang).

4. Rukuk panjang sambil bertasbih.

5. I’tidal, lalu membaca Al-Fatihah lagi dan surat yang lebih pendek dari sebelumnya.

6. Rukuk panjang kedua, kemudian i’tidal lagi.

7. Sujud dua kali sebagaimana shalat biasa.

8. Rakaat kedua dilakukan sama seperti rakaat pertama.

9. Duduk tahiyat akhir dan salam.

10. Setelah shalat, disunnahkan khutbah dengan tausiyah tentang istighfar, takbir, taubat, dan sedekah.

Makna Spiritualitas Gerhana Bulan

Bagi umat Islam, gerhana bulan adalah pengingat kebesaran Allah SWT. Fenomena langit ini mengajarkan bahwa seluruh ciptaan Allah, termasuk matahari dan bulan, tunduk pada hukum-Nya.

Alih-alih mengaitkan gerhana dengan mitos atau takhayul, Islam mengajarkan agar umatnya menjadikan gerhana sebagai momentum muhasabah, memperbanyak doa, istighfar, serta meningkatkan amal ibadah.

Gerhana bulan total 7 September 2025 diharapkan menjadi momen syiar Islam dan mempertebal keimanan, seraya mengingatkan bahwa segala sesuatu di alam semesta adalah bagian dari tanda kebesaran Allah SWT.
×
Berita Terbaru Update