Seruan larangan ini datang dari penggemar, pemain bintang, hingga tokoh internasional. Mereka menilai Israel seharusnya mendapat perlakuan serupa dengan Rusia, yang dilarang tampil di kompetisi sepak bola internasional setelah invasi ke Ukraina pada 2022.
Bahkan, sejumlah pihak berpengaruh seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta juara Euro 2024 Spanyol telah menyuarakan sikap keras. Spanyol bahkan mengancam akan memboikot Piala Dunia 2026 jika Israel tetap diizinkan berpartisipasi.
Menanggapi tekanan tersebut, Wakil Presiden FIFA yang juga Presiden CONCACAF, Victor Montagliani, menegaskan bahwa persoalan keanggotaan Israel berada di bawah yurisdiksi UEFA.
“Pertama dan terutama, Israel adalah anggota UEFA, sama seperti saya yang harus berurusan dengan anggota di wilayah saya. Jadi, mereka yang harus menyelesaikan hal itu,” kata Montagliani, dikutip dari Sportbible.
Ia menambahkan, FIFA menghormati proses dan keputusan UEFA dalam menangani isu tersebut. “Saya menghormati [UEFA], tidak hanya proses mereka, tetapi juga keputusan apa pun yang mereka buat,” ujarnya.
Pernyataan Montagliani ini dipandang sebagai sinyal bahwa FIFA tidak akan langsung mengambil langkah tegas melarang Israel, melainkan menunggu hasil keputusan UEFA sebagai konfederasi tempat Israel bernaung.
Sementara itu, laporan menyebutkan sejumlah tokoh senior UEFA telah mendorong agar komite eksekutif segera menggelar rapat khusus untuk membahas kemungkinan larangan Israel di turnamen sepak bola internasional. Namun, rencana itu tertunda setelah Presiden AS Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana negosiasi damai dengan Palestina.
Hingga kini, belum ada keputusan final apakah Israel akan tetap diizinkan tampil di Piala Dunia 2026 atau menghadapi sanksi serupa seperti Rusia. Bola panas kini berada di tangan UEFA, sementara tekanan global terhadap FIFA terus menguat.