![]() |
Foto: Cianjur Ekspres/Akmal Esa Nugraha |
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai gagal total dan justru membahayakan kesehatan siswa di berbagai sekolah.
Ketua DPC GMNI Kabupaten Cianjur, Agus Tunggaraga, menegaskan bahwa program MBG sudah jauh melenceng dari tujuan awal yang dicanangkan pemerintah.
“Program ini bukan lagi sekadar kebijakan bermasalah, melainkan sudah berubah menjadi ancaman serius bagi anak-anak sekolah,” ujar Agus dalam orasinya.
Ia menyebut sepanjang tahun 2025, tercatat sedikitnya 165 siswa di Kabupaten Cianjur menjadi korban keracunan akibat makanan bergizi gratis. Secara nasional, jumlah korban bahkan sudah mencapai ribuan siswa.
“Ini bukti nyata bahwa pemerintah tidak serius menjamin kualitas pangan bagi generasi penerus bangsa,” tambahnya.
Dalam aksi tersebut, massa GMNI juga menampilkan teatrikal seorang siswa yang digambarkan pingsan dan diinfus akibat keracunan makanan MBG. Aksi dramatis itu sontak menarik perhatian masyarakat dan para pengendara yang melintas di sekitar lokasi.
Massa mendesak DPRD Cianjur untuk segera memanggil pihak eksekutif agar memberikan pertanggungjawaban terkait deretan kasus keracunan yang terus berulang.
“Kalau DPRD diam saja, artinya mereka ikut serta dalam kejahatan kebijakan ini,” tegas Agus.
Aksi damai itu ditutup dengan tuntutan agar program MBG segera dievaluasi secara menyeluruh demi mencegah lebih banyak siswa menjadi korban.