-->
Selasa 17 Jun 2025

Notification

×
Selasa, 17 Jun 2025

Iklan

Iklan

Dalam Hening Ingatan Ibu: Ketika Anak Pergi, Cinta Tak Pernah Pergi

Jumat, 09 Mei 2025 | 12.42 WIB | 8 Views Last Updated 2025-05-14T05:43:07Z
Peribahasa Sunda mengajarkan bahwa sejauh apa pun seorang anak melangkah, ia tetap hidup dalam ingatan dan doa ibunya.

"Leumpang teu dituturkeun, lumpat teu diudag, tapi moal leungit tina panineungan indung."
Kalimat bijak dalam bahasa Sunda ini mengandung makna yang begitu dalam. Diterjemahkan secara bebas, artinya: "Berjalan tak diikuti, berlari tak dikejar, namun tak pernah hilang dari ingatan seorang ibu."

Sebuah pengingat bahwa cinta seorang ibu tak bersyarat. Tak butuh hadirnya kita untuk tetap ada dalam hatinya.
Ketulusan yang Tak Menuntut

Di sebuah rumah sederhana di kampung Cianjur selatan, Ibu Yayah (67) duduk menatap jendela. Anaknya, yang kini bekerja di kota besar, sudah hampir satu tahun tak pulang. Ia tak marah. Ia tak mengeluh. Tapi setiap malam, ada doa yang sama terucap lirih dari bibirnya.

"Teu nanaon manéhna henteu uih, nu penting damang, bogoh ka nu sepuh téh teu kudu dibuktikeun ku datang. Cukup uluk salam ogé abdi bungah,” ucapnya sambil tersenyum.
Kata-kata itu menggambarkan betapa besarnya ruang maaf dan cinta dalam hati seorang ibu. Ia tak pernah memaksa. Tak pernah meminta. Tapi selalu ada. Menunggu. Mendoakan.

Anak Pergi, Doa Tak Pernah Jauh

Banyak dari kita yang terjebak dalam rutinitas, kesibukan, dan ambisi hidup. Seringkali, kita lupa bahwa ada satu hati yang selalu menyebut nama kita di setiap sujud malamnya. Ia tak berharap hadiah, tak meminta balasan. Cukup tahu bahwa anaknya sehat, itu sudah cukup untuk menghangatkan relung hatinya.
“Ibu itu seperti tanah yang subur,” kata Dedi Suherman, budayawan Sunda. “Ia diam, tapi darinyalah kehidupan tumbuh. Anak boleh lupa, tapi ibu tak akan pernah melupakan.”

Sebuah Refleksi

Artikel ini bukan sekadar pengingat. Ini adalah cermin. Bagi siapa pun yang hari ini membaca dan masih memiliki ibu—entah tinggal bersama atau terpisah oleh jarak—luangkan waktu untuk hadir, bahkan jika hanya lewat suara. Karena sesungguhnya, yang dirindukan ibu bukanlah kado atau uang, melainkan kabar, sapaan, dan pelukan hangat yang meyakinkan bahwa anaknya masih ingat jalan pulang.
Jika ibu sudah tiada, maka doa-doa kita adalah pelukan yang tak terlihat, namun bisa sampai menembus langit.

Penutup
“Leumpang teu dituturkeun, lumpat teu diudag, tapi moal leungit tina panineungan indung.”
Sebuah peribahasa yang bukan hanya indah dalam bunyi, tapi juga agung dalam makna. Karena cinta ibu adalah satu-satunya cinta yang tetap ada, meski kita telah jauh berjalan, bahkan ketika kita lupa jalan pulang.
×
Berita Terbaru Update